Sabtu, 14 September 2013

Panggilan Istimewa

Pembacaan alkitab, lukas 2:15-20

Tetapi Maria
menyimpan segala
perkataan itu di
dalam hatinya dan
merenungkannya.
(LUKAS 2:19)
Kita hanya bisa menduga-duga apa yang berkecamuk di pikiran Maria pada malam kelahiran Yesus (ayat 19). Ibu mana pun tentu bergumul jika harus meletakkan anaknya di dalam tempat makan hewan. Sangat mungkin Maria berteriak dalam hati: Tuhan, belum cukupkah semua yang kualami? Setelah sembilan bulan yang sulit menghadapi keluarga dan tetangga, calon suami yang nyaris meninggalkanku; setelah lima hari perjalanan dengan perut buncit, setidaknya aku berharap Engkau akan menyediakan tempat yang nyaman untuk kami tinggali. Tuhan menjawabnya dengan mengirimkan tamu tak diundang: beberapa pria dengan aroma kambing domba melihatnya berusaha menyungging senyum di tengah sakit usai melahirkan.

Melahirkan Sang Juru Selamat tak berarti Maria bebas dari kesibukan yang melelahkan sebagai seorang ibu. Namun, dari ceritanya kepada penulis Injil Lukas, tampaknya ia selalu ingat bahwa apa yang dilaluinya adalah sebuah panggilan (lihat 1:30-31). Cerita para gembala meneguhkannya (ayat 11). Semua yang ia alami bukanlah sebuah kebetulan, apalagi kecelakaan. Tuhan telah memilihnya untuk tugas melahirkan dan membesarkan Yesus di dunia.

Ya, menjadi seorang ibu adalah sebuah panggilan. Merawat dan melahirkan karya Tuhan, membesarkannya untuk menggenapi rancangan Tuhan. Betapa istimewa! Di hari Ibu ini, mari doakan para ibu yang kita kenal dan kasihi agar diberi hikmat dan kekuatan dalam menjalankan panggilan-Nya. Beri peluk hangat dan semangat agar mereka selalu ingat bahwa tugas istimewa mereka itu adalah pemberian Tuhan. Dan, Dialah yang akan memampukan mereka hari demi hari!



Setiap ibu mengemban tugas istimewa: melahirkan karya Tuhan
dan menolongnya bertumbuh bagi Tuhan.



Damai di Bumi

Pembacaan alkitab, lukas 2:8-14

"Kemuliaan bagi
Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai
sejahtera di bumi di
antara manusia yang
berkenan kepada-Nya."
(LUKAS 2:14)
Seorang pengusaha yang sedang stres diajak temannya mengikuti sebuah seminar manajemen stres. Salah satu saran dari pembicara seminar itu adalah: “Lepaskan stres Anda dengan menceritakan masalah Anda kepada seseorang yang bisa mendengarkan.” Ia lalu menambahkan bahwa salah satu cara terbaik adalah berbicara kepada hewan kesayangan. Sang pengusaha sangat jengkel. Ia membayar mahal sebuah tiket seminar hanya untuk mendengarkan saran bahwa ia harus memiliki hubungan dari hati ke hati takkan bisa membantu membereskan konflik-konflik pemicu stres yang ia alami dan menghadirkan damai di hatinya.

Natal membawa kabar baik bahwa Yesus datang untuk membawa damai sejahtera di bumi (ayat 14). Damai yang akan dinikmati oleh orang-orang yang “berkenan kepada Tuhan”. Bagaimana mungkin manusia berdosa bisa diperkenan Allah? Jelas bukan dengan usahanya sendiri. Orang paling saleh di dunia pun tak luput dari kekhilafan di hadapan Allah yang mahasuci dan membenci dosa. Manusia butuh Jurus Selamat yang akan membebaskan mereka dari dosa-dosa yang menyebabkan mereka tak dapat hidup dalam damai dengan Allah dan dengan sesama.

Rick Warren menulis: “Kedamaian dunia takkan ada tanpa kedamaian di tengah bangsa-bangsa. Kedamaian bangsa takkan ada tanpa kedamaian di tengah komunitas kita. Kedamaian komunitas takkan ada tanpa Raja Damai bertakhta dalam hati kita.” Ia benar. Jika Anda merindukan damai yang sejati, mengapa tidak datang kepada Sumber-Nya?



Bagaimana damai dapat tercipta dalam hidup kita
jika kita sendiri belum berdamai dengan Allah?

Jumat, 13 September 2013

Kirenius

Pembacaan alkitab, lukas 2:1-7

Pada waktu itu Kaisar
Agustus mengeluarkan
suatu perintah, menyuruh
mendaftarkan semua
orang di seluruh dunia.
Inilah pendaftaran yang
pertama kali diadakan
sewaktu Kirenius menjadi
gubernur di Siria.
(LUKAS 2:1-2)
Kenalkah Anda dengan nama Mr. Syafruddin Prawiranegara dan Mr. Asaat? Para sejarawan berdebat tentang masuk tidaknya mereka dalam daftar presiden RI. Ada yang menyebut mereka sebagai para presiden yang terlupakan, ada pula yang berpendapat pemimpin dalam situasi darurat tidak sama dengan presiden. Bagaimanapun kesimpulan orang, faktanya kedua nama ini nyata dan berperan dalam sejarah.

Kirenius. Sebutan Yunani untuk Quirinius. Sosok ini juga menjadi perdebatan karena Lukas mengaitkannya dengan sensus menjelang kelahiran Yesus (ayat 2). Menurut dokumen resmi, ia memimpin Siria sesudah Herodes mati, sementara Yesus lahir saat Herodes masih hidup (lihat Matius 2). Tetapi, menurut sejumlah sejarahwan, sebelum menjabat gubernur, Quirinius sudah membawahi Siria sebagai tokoh militer kepercayaan Kaisar, dan menjalankan sensus di sana untuk kepentingan pajak. Pastinya, Yusuf tak mungkin menempuh perjalanan jauh saat istrinya hamil tua, jika tidak ada sesuatu yang mendesaknya. Bahkan melalui kebijakan pemerintah yang tak bisa dihindari Yusuf, kita melihat campur tangan Sang Pencipta sejarah yang memungkinkan Yesus lahir di Betlehem sesuai nubuat para nabi.

Dunia ini tidak berjalan tanpa arah. Manusia diberi kehendak bebas di sepanjang perjalanan, tetapi rancangan Allah akan digenapi pada waktu-Nya. Allah menjanjikan Juru Selamat melalui keturunan Daud, dan telah menggenapinya. Dia juga menjanjikan keselamatan bagi yang percaya dan penghakiman bagi mereka yang mengabaikan-Nya. Bagaimana kita akan meresponi tangan Allah yang bekerja di balik setiap peristiwa hidup ini?



Di atas hikmat dan kehendak manusia.
ada hikmat dan rencana agung Allah.

Bebas dari Aib

Pembacaan alkitab, lukas 1:5-25

"Inilah suatu
perbuatan Tuhan
bagiku, dan sekarang
Ia berkenan
menghapuskan aibku
di depan orang".
(LUKAS 1:25)
Aib. Anda dan saya tentu memilikinya. Sesuatu yang memalukan. Noda yang ingin kita tutpi. Catatan yang ingin kita kubur dalam-dalam. Mungkin itu berupa masa lalu kelam, latar belakang keluarga, kekurangan secara fisik, dan sebagainya. Kita takut tidak diterima orang lain. Kita berusaha memolesnya dengan berbagai hal yang akan dipandang baik oleh orang lain.

Aib. Betapa hal ini menghantui hari-hari Elisabet. Tidak bisa punya anak alias mandul adalah aib pada zamannya. Apalagi suaminya adalah seorang imam. Tentu ada bisik-bisik mengapa pasangan ini tidak dikaruniai penerus keturunan. Tak putus-putusnya Elisabet dan suaminya berdoa memohon sebuah keajaiban (ayat 13). Tuhan tidak menjawab. Meski demikian, mereka tetap setia melayani hingga lanjut usia (ayat 6-7). Hingga suatu hari yang tak pernah diduga itu tiba. Tuhan membuatnya mengandung! Sungguh tak dapat dipercaya! Ia kini bisa menyombong ke semua tetangga yang dulu membicarakannya karena mujizat yang diterimanya. Menariknya, ia justru menarik diri selama lima bulan. Ia tidak sibuk memperbaiki reputasinya. Tidak ada yang perlu dibanggakan. Tuhan berhak membiarkan aib itu melekat seumur hidupnya, dan Elisabet tetap senang melayani-Nya. Jika kini Dia bermurah hati untuk menghapuskannya, segala puji hanya bagi Tuhan!

Kita tak dapat mengendalikan pendapat orang lain. Namun, kabar baiknya, kita tak perlu mendapatkan penerimaan dari manusia mana pun agar bisa hidup bahagia! Yesus datang untuk menggantikan segala aib kita dengan kebenaran-Nya sehingga kita dapat diterima oleh Allah. Bukankah itu jauh lebih penting daripada diterima oleh manusia?



Orang menerima kita jika kita memenuhi standar mereka.
Tuhan menerima kita dengan kasih tak bersyarat.

Kamis, 12 September 2013

Kenallah Bayi Itu!

Pembacaan alkitab, matius 1:18-25

Hal itu terjadi supaya
digenapi yang
difirmankan Tuhan
melalui nabi:
"Sesungguhnya,
anak dara itu akan
mengandung dan
melahirkan seorang anak
laki-laki, dan mereka
akan menamakan Dia
Imanuel." (Yang berarti:
Allah menyertai kita).
(MATIUS 1:22-23)
Natal mengingatkan saya pada dua sosok bayi. Yang pertama adalah bayi Nathanael. Tanpa diduga ia mengisi rahim kakak saya ketika banyak orang berpikir usianya terlalu beresiko untuk punya anak lagi. Tanpa diduga pula ia pergi sebelum genap tiga bulan menyemarakkan keluarga kakak saya. Ia mengingatkan saya betapa manusia tidak memiliki sedikit pun kendali atas hidup dan matinya. Kapan ia harus lahir dan kembali kepada Sang Pencipta.

Yang kedua adalah bayi Yesus. Tanpa terduga Dia mengisi rahim perawan Maria sehingga membuat Yusuf, yang belum pernah bersetubuh dengan tunangannya itu jadi gelisah. Tanpa diduga oleh para pengikut-Nya, Yesus mati ketika pelayanan-Nya sedang menanjak. Namun, menurut perjalanan hidup-Nya, jelas bahwa bagi Yesus sendiri, semua itu bukanlah kejadian yang tak terduga. Dia datang untuk menggenapi nubuat para nabi (ayat 22). Dia tahu untuk apa dan berapa lama Dia harus berada di dunia, dengan cara apa Dia akan mati dan kapan Dia akan bangkit (lihat pasal 16:21). Bayi yang dalam tiap drama Natal selalu ditampilkan sebagai sosok mungil, tak berdaya di atas palungan, memiliki kendali penuh atas hidup dan mati-Nya, karena Dia adalah Allah yang datang menjadi manusia, untuk menyertai umat-Nya (ayat 23).

Natal dirayakan agar kita mengingat betapa luar biasanya bayi Yesus dan betapa kita membutuhkan Dia! Namun, budaya populer berusaha merebut perhatian generasi ini dengan tokoh-tokoh dongeng dan tradisi pohon Natal, barang-barang yang harus dibeli dan acara-acara yang harus diadakan. Adakah sesuatu yang bisa kita lakukan?



Natal pertama memperkenalkan Allah yang datang ke dunia.
Apakah Natal kita juga memperkenalkan-Nya kepada dunia?

Lonceng dan Kereta Salju

Pembacaan alkitab, mazmur 100:1-5

Ketahuilah, bahwa
TUHANlah Allah; Dialah
yang menjadikan kita
dan punya Dialah
kita, umat-Nya dan
kawanan domba
gembalaan-Nya.
(MAZMUR 100:3)
Apa lagu Natal favorit Anda? Banyak orang senang menyanyikan lagu Jingle Bells, bahkan menjadikannya bagian dari ibadah perayaan Natal. Tahukah Anda bahwa lirik asli lagu ini bercerita tentang asyiknya naik kereta salju dengan lonceng yang berdentang sepanjang jalan? Sama sekali tak berkaitan dengan kelahiran Yesus. Memang dalam bahasa Indonesia liriknya diubah, tetapi, entah berapa banyak orang yang menyadarinya. Kerap sesudah menyanyikan lirik bahasa Indonesia, orang menyambungnya dengan lirik bahasa Inggris.

Bukan hanya saat Natal, mungkin saja kita memang jarang berpikir panjang tentang apa yang kita nyanyikan saat ibadah. Tidak demikian halnya dengan pemazmur. Ia menasihati jemaat yang datang beribadah: Ketahuilah siapa Tuhan yang kamu sembah dan siapa kamu di hadapan-Nya! (ayat 3). “Ketahuilah” di sini bukan sekadar mengetahui informasi tentang Tuhan, tetapi mengenal Dia dengan karib, sehingga ketika ada pernyataan-pernyataan yang keliru tentang Dia, kita dapat segera meluruskannya. Jemaat harus tahu jelas kepada siapa penyembahan mereka ditujukan. Penghormatan, rasa syukur, dan pujian sejati lahir dari pengenalan yang karib akan Pribadi dan karya Tuhan.

Tanpa pikir panjang, kita bisa memiliki cara pandang atau membuat pernyataan yang keliru tentang Tuhan. Mempersiapkan Natal di tempat kita masing-masing, mari pikirkan baik-baik acara-acara perayaan yang diadakan, serta lagu-lagu yang diperdengarkan. Apakah Pribadi dan karya Tuhan dinyatakan dengan benar di sana? Apakah melaluinya orang akan dibawa untuk mengakui kebesaran Tuhan, makin mengasihi dan menghormati-Nya?



Apa yang kita nyatakan tentang Tuhan
menggambarkan apa yang kita pikirkan tentang Dia.

Selasa, 10 September 2013

Suka Menunda

Pembacaan alkitab, amsal 12:24-28

Tangan orang
rajin memegang
kekuasaan,
tetapi kemalasan
mengakibatkan
kerja paksa.
(AMSAL 12:24)
Salah satu penyakit saya semasa kuliah adalah suka menunda-nunda. Meski tak berniat untuk malas, kerap saya mengalir begitu saja menjalani hari, mengabaikan jadwal yang sebenarnya sudah saya buat. Ketika tugas harus dikumpul atau ujian tiba, saya terpaksa harus begadang. Heran juga kalau melihat bahwa semua itu sebenarnya dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat ketika saya benar-benar fokus. Jika saya sedikit lebih rajin, tentu saya tak perlu begadang dan saya kerjakan bisa lebih optimal.

Alkitab berulang kali memberi nasihat tentang kemalasan. Salah satunya yang kita baca hari ini. Kemalasan mengakibatkan kerja paksa. Kemalasan bisa membuat seseorang tidak menikmati, apalagi memetik manfaat dari apa yang dikerjakannya. Mungkin akhirnya ia merasa didikte orang lain yang lebih rajin (ayat 24). Mungkin akhirnya ia merasa sering gagal (ayat 27). Di sini penulis Amsal berbicara tentang sesuatu yang realistis untuk dicapai, tetapi tidak kesampaian karena usaha yang diberikan terlalu sedikit.

Kemalasan atau keengganan melakukan sesuatu pada waktunya bisa bersumber dari banyak hal. mungkin sesuatu itu memang kurang kita sukai. Mungkin cara kita menata waktu perli dibenahi. Temukan dan bereskanlah akar masalahnya. Setiap orang punya kecenderungan untuk bermalas-malasan. Kita lebih suka mengatur jadwal sesuka hati dari pada memperhatikan kepentingan orang lain. Kemalasan bisa merebut sukacita dan berkat dalam bekerja serta hidup bersama. Mari melatih diri untuk rajin dan persembahkan upaya terbaik kiat untuk menghormati Tuhan.



Kesempatan yang Tuhan berikan
tak pantas kita jalani dengan bermalas-malasan.





Karena Menghormati Tuhan

Pembacaan alkitab, amsal 14:1-9

Siapa berjalan dengan
jujur, takut akan
TUHAN, tetapi orang 
yang sesat jalannya
menghina Dia.
(AMSAL 14:2)
Alkisah seorang raja mencari pengawas kebun kerajaan dengan cara yang unik. Tiap pelamar diberikan sekantong biji untuk ditanam selama waktu tertentu. Seorang pemudi ikut mendaftar dengan semangat. Biji dari raja ditanamnya hati-hati, disiramnya tiap hari. Namun, betapa sedih hatinya melihat biji itu tak kunjung tumbuh. Ketika tiba batas waktu untuk melapor ke istana, ia melihat orang-orang membawa tanaman yang indah-indah. Setengah menangis ia mohon ampun pada raja, karena biji itu tidak mau tumbuh sekalipun ia telah merawatnya tiap hari. Raja menepuk pundaknya dan berkata, “Semua biji yang kuberikan sebenarnya sudah dipanggang, jadi tidak mungkin tumbuh. Entah dari mana tanaman-tanaman yang mereka bawa. Terima kasih sudah membawa kejujuranmun. Hari ini juga kamu resmi menjadi pengawas kebun kerajaanku.

Kejujuran tak tak hanya menunjukkan ketulusan hati, tetapi juga sikap yang menghormati orang lain. Karena hormat, kita tidak mau menipu orang itu. Lebih dari menghormati sesama, Amsal berkata bahwa sikap yang jujur menghormati Tuhan sendiri (ayat 2). Ketika seseorang berdusta, ia sebenarnya sedang menghina Tuhan Yang Mahatahu. Memang bersikap jujur di tengah dunia yang sarat ketidakjujuran bisa dipandang sebagai suatu kebodohan di mata manusia. Namun tidak di mata Tuhan. Orang yang jujur justru menunjukkan kesetiaan dan kebaikan di hadapan-Nya (ayat 5, 9).

Ketika diperhadapkan pada plihan untuk jujur atau tidak, ingatlah bahwa kita tidak saja sedang berurusan dengan manusia, tetapi juga dengan Tuhan. Manusia tidak serbatahu, tetapi Tuhan tahu apakah kita sedang menghormati-Nya atau tidak.



Jujur itu menghormati Tuhan.
Menyatakan bahwa Dia mahatahu dan menyukai kebenaran.
  

Senin, 09 September 2013

Dunia Bukan Rumah Kita

Pembacaan alkitab, 1 yohanes 2:15-17

Janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa
yang ada di dalamnya ...
dunia ini sedang lenyap
dengan keinginannya,
tetapi orang yang
melakukan kehendak
Allah tetap hidup
selama-lamanya.
(1 YOHANES 2:15, 17)
Seorang duta besar diutus ke sebuah negara yang sangat berbeda dari negara asalnya. Berbulan-bulan lamanya ia harus beradaptasi dengan bahasa dan budaya di sana. Namun, bayangkanlah jika ia menjadi begitu terpikat dengan nilai-nilai dan tradisi negara tersebut. Ia mulai menganggap negara itu sebagai negaranya sendiri. Apakah ia masih dapat menjalankan tugasnya sebagai duta besar sebagaimana mestinya? Bisa jadi ia tidak lagi objektif dan tak lagi berpihak pada kebijakan negara asalnya.

Rasul Yohanes mengingatkan bahaya yang sama bisa terjadi pada orang-orang percaya. Karena tinggal di dalam dunia, hati kita bisa begitu melekat pada berbagai hal di dalamnya (ayat 15). Di sini rasul Yohanes tidak sedang menuding suatu gaya hidup tertentu, penampilan tertentu, atau kepemilikan harta dalam jumlah tertentu. Ia sedang berbicara tentang kondisi hati saat umat Tuhan menanggapi bahwa apa yang ditawarkan dunia jauh lebih baik daripada apa yang ditawarkan Tuhan. Anggapan yang keliru! Dunia yang hanya sekelumit dari ciptaan Tuhan, tidak akan bertahan. Apa yang disediakan Sang Pencipta bagi masa depan anak-anak-Nya jelas jauh lebih baik dan terjamin. Dunia ini bukanlah rumah kita.

Tidak ada salahnya menikmati hal-hal baik yang Tuhan sediakan selama kita hidup di dunia. Namun, entah itu musik, film, teknologi, pakaian, jabatan, atau yang lain, ketika itu mulai menjadi tuntutan dan kebahagiaan kita bergantung pada pemuasannya, waspadalah! Kita sedang mengasihi dunia lebih dari Tuhan, dan jelas akan kehilangan hal-hal terbaik dari-Nya.


Kita tidak diutus ke tengah dunia untuk menyerupai dunia,
tetapi untuk menunjukkan bahwa Tuhan lebih berharga darinya.

Mengukur Kefasikan

Pembacaan alkitab, mazmur 10

[Orang fasik]
berkata dalam
hatinya: Aku takkan
goyang. Aku tidak
akan ditimpa
malapetaka turun
temurun.
(MAZMUR 10:6)
Siapa sih orang fasik itu? Pertanyaaan menarik itu terlontar dalam sebuah pertemuan di kantor. Apakah orang fasik sama dengan orang yang tidak percaya Tuhan? Apakah orang fasik identik dengan orang jahat? Apakah ada orang kristiani yang bisa disebut fasik?

Pada dasarnya orang fasik adalah orang yang congkak, merasa ia tahu apa yang baik (ayat 2-3, 6). Hukum-hukum Allah tidak relevan baginya (ayat 5). Ia melakukan segala sesuatu sesuai dorongan hatinya, tanpa berpikir tentang apa yang menjadi kehendak Allah, apa yang memuliakan Allah, bagaimana ia harus bergantung kepada Allah. Ia bukan orang yang ateis, tetapi ia hidup seolah-olah Allah tidak ada, tidak melihat, dan tidak akan menuntut pertanggungjawaban atas hidupnya (ayat 4, 11). Dalam bagian-bagian lain di Alkitab kita bisa melihat bahwa para pemimpin rohani pun bisa terjebak dalam dosa kefasikan (Yeremia 23:11).

Seberapa sering kita berpikir tentang Allah dan kehendak-Nya dalam menjalani hidup? Kita bisa beribadah beberapa jam lalu melanjutkan hidup seolah-olah Dia tidak melihat. Kita bisa melakukan banyak hal yang baik tanpa memikirkan Allah sama sekali. Kita jarang berpikir tentang tanggung jawab kita kepada Pencipta kita dalam bekerja. Kita merasa cukup baik karena tidak melakukan dosa-dosa besar. Kita tidak tertarik membangun relasi yang intim dengan Allah. Dalam derajat tertentu, kita pun bisa berlaku fasik sehingga pola pikir dan perilaku kita tidak banyak berbeda dengan orang-orang yang belum mengenal Allah. Kefasikan memberi ruang bagi dosa-dosa lain untuk bertumbuh. Waspadalah!



Hindarkan diri dari kefasikan dengan menyadari
bahwa Allah hadir dan terlibat dalam hidup kita setiap hari.

Kamis, 15 Agustus 2013

Beritakanlah Rahmat Allah

Pembacaan alkitab, yesaya 61

... Ia telah mengutus
aku untuk
menyampaikan kabar
baik kepada orang-
orang sengsara, dan
merawat orang-orang
yang remuk hati
(YESAYA 61:1)
Hanya pemberian kecil dan doa singkat, tetapi itu membuat sepasang mata di depan saya memerah “Baru kali ini ada yang begitu peduli sama saya,” ujarnya lirih. Ia mengaku jarang sekali berdoa. “Mungkin nantilah saya mikir tentang Allah, sekarang saya hanya mau cari uang untuk anak saya.” Meski tak terucap gamblang, sikapnya menunjukkan siapa Allah baginya. Pribadi yang jauh di atas sana dan tak cukup peduli dengan orang lemah seperti dirinya.

Namun, kita tahu bahwa Allah peduli. Yesaya dan nabi-nabi lainnya diutus untuk memberitakan rahmat Allah kepada yang lemah dan miskin. Allah sendiri datang sebagai manusia di dalam Yesus Kristus untuk menyentuh manusia secara fisik. Dia berkeliling untuk menghibur dan memulihkan. Dia ikut merasakan bahkan menanggung penderitaan sampai ke atas salib (bandingkan ayat 1-2 dengan Lukas 4:18-21). Yesus datang untuk mewartakan betapa Allah memperhatikan dan berkehendak membebaskan manusia dari kebutaan fisik dan hati, dari penindasan dan ketidakadilan. Tidakkah para pengikut Yesus juga dipanggil untuk mewartakan kabar baik yang sama?

Hari ini, enam benua bersehati dalam Hari Doa Sedunia untuk Orang-orang yang Miskin dan Sengsara (Global Day of Prayer for the Poor and Suffering). Mari ikut menggerakkan keluarga dan komunitas kita untuk berseru kepada Allah bagi jutaan penduduk dunia yang membutuhkan kesembuhan, keadilan, keamanan, air bersih, tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan, Mohon Allah membangkitkan dan memperlengkapi orang-orang kristiani, termasuk diri kita, untuk mewartakan tahun rahmat Tuhan kepada mereka yang membutuhkan.



Apa yang akan kita doakan, berikan, dan lakukan untuk menjadi
saluran rahmat Tuhan bagi yang miskin dan menderita?


Rabu, 14 Agustus 2013

Ibadah di Surga

Pembacaan alkitab, wahyu 22:1-5

Tidak akan ada
lagi yang terkutuk.
Takhta Allah dan
takhta Anak Domba
akan ada di dalamnya
dan hamba-hamba-
Nya akan beribadah
kepada-Nya.
(WAHYU 22:3)
Apa yang Anda bayangkan tentang surga? Seorang pendeta mengaku bahwa tiap kali memikirkan surga, ia membayangkan betapa membosankannya hidup melayang di antara awan dan tidak melakukan apa-apa .... Gambaran surga yang membosankan itu muncul dari dua asumsi yang keliru: Pertama, Tuhan itu membosankan. Kedua, hidup tanpa dosa itu tidak menarik.

Gambaran Alkitab tentang surga jauh dari membosankan. Di sana ada semarak kota kerajaan di mana umat Tuhan memerintah atas bangsa-bangsa bersama Tuhan sendiri (ayat 2,5, bandingkan Wahyu 21:23-26). Ibadah di surga pasti sangat menggairahkan, bukan saja karena kehadiran segala suku bangsa tetapi terutama karena kehadiran Tuhan sendiri (ayat 3, bandingkan Wahyu 7:9-10). Bukankah melewatkan waktu bersama Pribadi Yang Mahakuasa, Mahakreatif, dan Mahakasih itu pasti sangat menyenangkan? Yang tidak ada di surga adalah semua yang tidak baik (ayat 3). Dengan kata lain di sana tidak ada dosa, kepura-puraan, korupsi, kemacetan, kanker, polusi, dan semua keburukan yang bisa kita lihat di dunia.

Tidakkah kebenaran yang menakjubkan tentang masa depan ini menggugah kita untuk mempersiapkan diri sejak sekarang? Menjadikan pekerjaan tiap hari sebagai ibadah kepada-Nya. Merayakan betapa luar biasanya Tuhan dan masa depan kekal yang Dia siapkan, besok, umat kristiani sedunia bersepakat menaikkan pujian dan doa bersama dalam Global Day of Worship (Hari Penyembahan Sedunia). Ajaklah keluarga atau rekan-rekan Anda ambil bagian di dalamnya.   


Bersukacita bersama Pribadi terhebat di alam semesta
bisa dimulai hari ini juga, dan diteruskan selamanya di surga.

Setan Kalah Telak

Pembacaan alkitab, markus 1:21-28

Tetapi Yesus
membentaknya,
"Diam, keluarlah
dari dia!"
(MARKUS 1:25)
Apakah Anda percaya dengan keberadaan setan? Ada beberapa kalangan yang tak percaya dan menganggap orang yang disebut kerasukan sebenarnya mengalami penyakit syaraf dan kejiwaan tertentu. Namun, banyak pula yang percaya bahwa setan itu ada. Bahkan, dalam beberapa acara televisi, kerap ditampilkan tayangan mengenai “orang berilmu” yang sedang melawan roh halus alias setan. Orang ini memejamkan mata serta merapal doa dan mantra. Alkitab jelas menyatakan setan itu ada. Tuhan Yesus kerap kali “berjumpa” dengan setan. Dan, dalam setiap kesempatan itu, Dia mampu mengatasi dan menaklukkannya.

Berbagai cara pengusiran setan juga dikenal dalam praktik Yahudi. Namun, Yesus mengejutkan orang banyak karena Dia melakukannya hanya dengan kata-kata. Cukup dengan sekali hardikan saja (ayat 25). Betapa besar otoritas yang ada dalam diri Yesus! Roh jahat itu ketakutan karena mengenali siapa sesungguhnya Yesus dan tahu tujuan kedatangan-Nya (ayat 24). Ini hanya yang pertama dari sekian peristiwa Yesus mengusir setan yang dicatat dalam Injil. Di kayu salib, Yesus menuntaskan apa yang Dia mulai di rumah ibadah di Kapernaum ini, yakni menghancurkan kuasa roh jahat, setan, dan iblis untuk selama-lamanya.

Setan masih bisa meneror kita hari ini, tetapi sesungguhnya otoritasnya terbatas dan ia tidak berdaya menghadapi Kristus, Tuhan kita. Mengimani kebenaran ini adalah kunci kesaksian kita di tengah dunia yang seringkali takut dan putus asa menghadapi kuasa-kuasa jahat zaman ini. Dunia ini, walau tampaknya masih penuh teror iblis, telah ditaklukkan oleh otoritas Allah di dalam Yesus yang penuh kasih. Wartakan kabar baik ini!



Menyatakan kemenangan mutlak Kristus atas kuasa setan
adalah otoritas dan tugas gereja di setiap generasi.

Selasa, 13 Agustus 2013

Yesus Anak Manusia

Pembacaan alkitab, lukas 18:31-34

Sebab Ia akan
diserahkan kepada
bangsa-bangsa lain,
diolok-olokkan,
dihina dan diludahi.
(LUKAS 18:32)
Tahukah Anda sebutan favorit Yesus untuk diri-Nya sendiri? Anak Manusia! Sebutan ini diulang 29 kali dalam Injil Matius, 16 kali dalam Injil Markus, 25 kali dalam Injil Lukas, dan 12 kali dalam Injil Yohanes. Kalau sebutan Anak Allah diberikan oleh orang lain kepada-Nya, sebutan Anak Manusia hampir selalu diucapkan oleh Yesus sendiri.

Sebutan ini mengingatkan kita betapa Yesus benar-benar ikut merasakan apa yang dialami manusia. Dia lahir dari seorang perempuan muda, memiliki keluarga dan teman-teman, lengkap dengan berbagai dinamika dalam hubungan dengan mereka. Dia tahu rasanya lapar dan haus, Dia pernah marah, lelah, dan sedih. Dia membiarkan diri-Nya diperlakukan tidak adil, dijadikan bahan ejekan, direndahkan sedemikian rupa, bahkan diludahi! Allah yang datang dalam rupa manusia bukankah seharusnya disambut, dihormati, dilayani? Namun, Yesus memberi diri sesuai gambaran yang dinubuatkan oleh para nabi, seorang hamba yang menderita (lihat Yesaya 52-53). Dia menanggung apa yang tidak bisa ditanggung oleh manusia. Dia mengalami semua cobaan yang dialami manusia, hanya Dia tidak berbuat dosa (lihat Ibrani 4:15).

Memiliki seseorang yang bisa turut merasakan apa yang kita rasakan, betapa menguatkan! Bukankah itu yang dikomunikasikan Yesus dengan menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia? Dia sungguh mengerti apa yang saya dan Anda lalui setiap hari: penat, terluka, hendak menyerah? Pandanglah pada Yesus. Dia telah melalui perjalanan yang sama, dan mengakhirinya dengan penuh kemenangan. Dia menyediakan kekuatan yang dibutuhkan bagi tiap orang yang mau datang kepada-Nya, dan mengikut Dia.



Yesus sebagai Anak Manusia membuat kita mengerti
bahwa Allah peduli dan memahami apa yang kita alami.

Yesus, Anak Allah?

Pembacaan alkitab, lukas 1:26-38

Jawab malaikat itu
kepadanya, "Roh Kudus
akan turun atasmu
dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan
menaungi engkau;
sebab itu anak yang
akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus,
Anak Allah.
(LUKAS 1:35)
Ssebagian orang merasa sulit menerima Yesus karena sebutan-Nya sebagai Anak Allah. Mana mungkin Allah punya anak? Bukankah itu berarti merendahkan Allah, memercayai bahwa Dia berhubungan fisik dengan manusia dan membuahkan seorang anak? Menyamakan Sang Pencipta dengan ciptaan-Nya? Penolakan ini bukan baru muncul belakangan. Sebagian orang pada zaman Yesus pun sulit menerimanya (lihat Yohanes 10:36).

Tak heran Lukas berusaha dengan saksama menjelaskan dalam tulisannya, agar pembacanya mengetahui kebenaran tentang Yesus (pasal 1:3-4). Tampaknya ia telah mengusut asal-usul Yesus dengan teliti sehingga ia bisa menuliskan kronologis kejadiannya secara detail. “Anak” adalah sebutan yang wajar seorang bayi, anak yang lahir dari kandungan Maria (ayat 31). Bukan sembarang anak, Yesus akan secara khusus disebut sebagai Anak Allah, karena Dia lahir oleh kuasa Roh Kudus, kuasa Allah Yang Mahatinggi, bukan oleh hubungan Maria dengan seorang laki-laki (ayat 35). Jadi sebutan Anak Allah sederhanya menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia (anak) yang berasal dari Allah sendiri.

Kesulitan menerima sebutan ini tampaknya menunjukkan keraguan bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu. Secara akal sehat, tidak mungkin Allah yang besar dan tak terbatas datang melalui tubuh manusia. Keraguan ini juga pernah menghinggapi Maria (ayat 34), tetapi disanggah oleh malaikat (ayat 37). Allah menggenapi janji-Nya bahwa Mesias akan lahir dari keturunan Daud. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya.



Menyebut Yesus sebagai Anak Allah adalah pengakuan
atas Allah Yang Mahakuasa dan menepati janji-Nya.

Kata Yesus tentang Diri-Nya

Pembacaan alkitab, yohanes 14:1-13

Akulah jalan dan
kebenaran dan
hidup. Tidak ada
seorang pun yang
datang kepada
Bapa, kalau tidak
melalui Aku.
(YOHANES 14:6)
Siapakah Yesus? Jika Anda adalah seorang kristiani mungkin pertanyaan ini terdengar bodoh. Tentu saja Dia adalah Tuhan dan Juru Selamat umat manusia. Namun, faktanya, seringkali status ini terlalu sering disebutkan dengan muatan makna yang beragam. Bagi sebagian orang, kedua gelar itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Seorang yang secara istimewa dipilih Tuhan untuk menunjukkan jalan hidup yang benar bagi umat manusia. Yang lain menganggapnya sebagai Sang Pembuat mukjizat, teladan moral teragung, guru dengan hikmat yang luar biasa, dan pendiri agama besar yang patut dihormati.

Namun, pernyataan-pernyataan Yesus tentang siapa diri-Nya jauh dari gambaran itu. Yesus menyatakan diri-Nya bukan salah satu jalan, bukan seorang penunjuk jalan tetapi Dia sendirilah jalan kepada Allah (ayat 6). Dia bahkan menyatakan bahwa diri-Nya adalah perwujudan dari Allah yang tidak bisa dilihat oleh manusia (ayat 7, 9-11). Ingin tahu seperti apa Allah itu? Lihatlah Yesus! Sebuah pernyataan yang super radikal, yang bahkan sulit diterima orang pada masa-Nya, sehingga mereka akhirnya menyeret-Nya ke kayu salib (lihat pasal 19:7).

Pikirkanlah sekali lagi ketika Anda berkata bahwa Anda memercayai Yesus. Dia menyatakan diri-Nya sebagai Allah sendiri. Bukan sekadar Tokoh Agung dalam sejarah yang patut dipelajari dan diteladani hidup-Nya, melainkan Tuhan yang memegang kendali penuh atas hidup dan mati. Semua perkataan-Nya dapat dipercaya dan harus ditaati. Di luar Dia, orang tidak mungkin diperdamaikan dengan Allah. Apakah hidup kita sungguh mencerminkan bahwa kita memercayai Yesus sesuai dengan apa yang Dia nyatakan?



Yesus bukan hanya Pribadi yang patut diteladani,
melainkan juga Allah yang berkuasa atas hidup dan mati.