Pembacaan
alkitab, mazmur 127
Sesungguhnya, anak-
anak lelaki adalah
milik pusaka dari pada
Tuhan .... Seperti
anak-anak panah di
tangan pahlawan,
demikianlah anak-
anak pada masa muda
(MAZMUR 127:3-4)
Saya merasa sangat beruntung memiliki ibu yang begitu
mengasihi saya. Saya sering teringat kisahnya, bahwa ia mendoakan saya sejak
saya dalam kandungan---sejak mengetahui dirinya hamil. Mendengarnya, saya
merasa begitu berharga. Kehadiran saya dirancang baik dan diinginkan. Selain
itu, saya mengenal kebenaran Alkitab dari didikan dan disiplin yang diterapkan
ayah saya. Melalui doa dan didikan mereka, saya merasakan secara nyata
kehadiran Tuhan dalam hidup.
Sikap orangtua saya
sama seperti kata Alkitab: anak adalah anugerah, milik berharga karunia Allah,
bukan hasil karya ataupun prestasi orangtua. Seperti mata pencarian kita (ayat
2), sia-sialah kita berupaya untuk memperolehnya jika itu tak diberikan kepada
kita. Namun, ibarat anak panah (ayat 4), anak perlu dilatih dan diasah sejak
kecil agar mencapai sasaran hidupnya. Ada kalanya anak perlu mendapat teguran,
bahkan juga hukuman (lihat Amsal 29:15). Jika itu dilakukan, ketika anak dewasa
kelak, orangtuanya takkan malu di hadapan musuh (ayat 5). Siapakah musuh kita?
Musuh kita bukan lagi dalam pengertian fisik, melainkan rohani, yakni Iblis dan
bala tentaranya (lihat Efesus 6:12).
Dengan sikap
bagaimanakah kita memandang anak? Bagaikan beban yang merepotkan atau merupakan
anugerah Tuhan yang kita syukuri? Menghargai anak bukan saja kewajiaban
orangtua, melainkan keharusan bagi setiap orang percaya. Dalam bentuk tindakan
kita, kita menghargai anak ketika kita mendidik dan mengajarkan kebenaran
kepada mereka---membawa mereka mengenal dan mencintai Tuhan sejak dini.
Hargai anak sebagaimana Tuhan menghargai mereka.
Arahkan anak pada tujuan hidup untuk memuliakan Tuhan.