Pembacaan
alkitab, 1 tawarikh 28:1-10
Camkanlah sekarang,
sebab TUHAN telah
memilih engkau untuk
mendirikan sebuah
rumah menjadi tempat
kudus. Kuatkanlah
hatimu dan
lakukanlah itu.
(1 TAWARIKH 28:10)
Seorang
teman pernah menceritakan pergumulannya menjelang lulu kuliah. Ia sangat
terbeban untuk mengajar anak-anak, tetapi orangtuanya mengharapkan ia
meneruskan usaha keluarga. Jika menolak, ia akan dianggap anak tidak berbakti.
Jika menuruti, ia merasa tidak sedang mengerjakan penggilan hidupnya. Apa yang
harus ia lakukan? Cerita teman saya mungkin mewakili pergumulan banyak
keluarga. Orangtua dan anak punya cita-cita berbeda. Mana yang harus diikuti?
Bagian Alkitab yang
kita baca membuat saya kembali merenungkan masalah tersebut. Di depan banyak
orang, Daud memberi amanat kepada Salomo untuk menjadi penerus kerajaan
sekaligus membangun rumah Tuhan. Apakah ini wujud egoisme Daud untuk meraih
cita-citanya yang belum kesampaian? Ayat 5-10 memberitahu kita bahwa Daud
memilih Salomo bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi karena mengenali pilihan
Tuhan atas anaknya yang satu itu. Ia pun berupaya sebaik mungkin mendukung
selagi ia hidup. Tak hanya memberi semangat dan nasihat, Daud menyiapkan
rancangan, bahan, dan personil untuk menunjang tugas Salomo.
Alangkah indahnya jika
anak-anak dan orangtua bersama mencari dan mengenali apa yang Tuhan ingin
mereka kerjakan dalam hidup ini. Anggota keluarga saling mendukung, saling
melengkapi. Bukan aktualisasi diri atau cita-cita masa lalu yang jadi fokus,
melainkan tujuan Tuhan yang menciptakan tiap orang secara unik. Hari ini,
pikirkanlah bagaimana Anda dan sesama anggota keluarga dapat mengenali tujuan
Tuhan dalam hidup masing-masing, dan bagaimana Anda dapat saling menolong satu
sama lain untuk mewujudkannya.
Ada panggilan unik yang Tuhan persiapkan bagi setiap anak-Nya.
Dia mau kita temukan itu dan hidup di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar