Pembacaan
alkitab, lukas 2:15-20
Tetapi Maria
menyimpan segala
perkataan itu di
dalam hatinya dan
merenungkannya.
(LUKAS 2:19)
Kita hanya bisa menduga-duga apa yang
berkecamuk di pikiran Maria pada malam kelahiran Yesus (ayat 19). Ibu mana pun
tentu bergumul jika harus meletakkan anaknya di dalam tempat makan hewan.
Sangat mungkin Maria berteriak dalam hati: Tuhan, belum cukupkah semua yang
kualami? Setelah sembilan bulan yang sulit menghadapi keluarga dan tetangga,
calon suami yang nyaris meninggalkanku; setelah lima hari perjalanan dengan
perut buncit, setidaknya aku berharap Engkau akan menyediakan tempat yang
nyaman untuk kami tinggali. Tuhan menjawabnya dengan mengirimkan tamu tak
diundang: beberapa pria dengan aroma kambing domba melihatnya berusaha
menyungging senyum di tengah sakit usai melahirkan.
Melahirkan Sang Juru
Selamat tak berarti Maria bebas dari kesibukan yang melelahkan sebagai seorang
ibu. Namun, dari ceritanya kepada penulis Injil Lukas, tampaknya ia selalu
ingat bahwa apa yang dilaluinya adalah sebuah panggilan (lihat 1:30-31). Cerita
para gembala meneguhkannya (ayat 11). Semua yang ia alami bukanlah sebuah kebetulan,
apalagi kecelakaan. Tuhan telah memilihnya untuk tugas melahirkan dan
membesarkan Yesus di dunia.
Ya, menjadi seorang
ibu adalah sebuah panggilan. Merawat dan melahirkan karya Tuhan, membesarkannya
untuk menggenapi rancangan Tuhan. Betapa istimewa! Di hari Ibu ini, mari doakan
para ibu yang kita kenal dan kasihi agar diberi hikmat dan kekuatan dalam
menjalankan panggilan-Nya. Beri peluk hangat dan semangat agar mereka selalu
ingat bahwa tugas istimewa mereka itu adalah pemberian Tuhan. Dan, Dialah yang
akan memampukan mereka hari demi hari!
Setiap ibu mengemban tugas istimewa: melahirkan karya Tuhan
dan menolongnya bertumbuh bagi Tuhan.