Jika ada orang yang
menyangka bahwa
ia mempunyai suatu
"pengetahuan",
maka ia belum juga
mencapai pengetahuan,
sebagaimana yang harus
dicapainya. Tetapi orang
yang mengasihi Allah, ia
dikenal oleh Allah.
(1 KORINTUS 8:2-3)
S
|
eorang teman pernah mengeluhkan pemain basket dalam tim yang
dilatihnya. “Memang mainnya bagus, tetapi main sendiri, tidak pernah memberi
bola untuk yang lain,” jelasnya. Si pemain hebat begitu berpusat pada dirinya
sendiri. Dalam pandangannya ia berbuat yang benar dengan menghasilkan poin demi
poin bagi timnya, tetapi dari kacamata pelatih ia sedang mematikan semangat dan
potensi yang ada dalam tim.
Beberapa orang dalam jemaat di Korintus juga berpikir bahwa
mereka sedang melakukan apa yang benar, menegaskan kemerdekaan orang percaya di
dalam Kristus (ayat 4-6, 8). Namun, mereka tidak memperhatikan
keberatan-keberatan nurani sesama saudara seiman. Tuhan tahu hati mereka (ayat
3). Jika mereka mengasihi Tuhan, mereka akan memikirkan bagaimana agar sikap
mereka menjadi batu sandungan bagi orang lain. Betapa tragis jika seseorang
merasa diri benar, tetapi ternyata ia telah berdosa di mata Tuhan (ayat 12).
Semua orang yang percaya kepada Kristus akan menjadi
saudara-saudara kita dalam kekekalan. Ada yang beribadah di gereja yang sama,
ada yang berbeda. Ada yang kita jumpai setiap hari, ada yang hanya sebentar.
Ada yang menyenangkan, ada yang menjengkelkan. Bagaimana ucapan dan tindakan
kita kepada mereka jika dipandang dari kacamata Tuhan? Adakah Dia mengenal kita
sebagai anak-anak-Nya yang mengasihi Dia? Satu tindakan kasih apa yang dapat
kita lakukan untuk membangun saudara-saudara kita hari ini?
Pengetahuan
+ Kasih = Tindakan Membangun