Pembacaan
alkitab, daniel 6
Tiga kali sehari ia
berlutut, berdoa serta
memuji Allahnya,
seperti yang biasa
dilakukannya.
(DANIEL 6:11B)
Kegiatan menabung yang kami fasilitasi untuk ibu-ibu
pemulung dan buruh harian sudah berjalan lebih dari empat tahun. Awalnya terasa
sulit bagi mereka. Berapa pun uang yang terkumpul tak bisa disisakan unutk
tabungan. Untuk kebutuhan harian pun selalu kurang. Pendekatannya lalu diganti.
Ibu-ibu disarankan untuk menyisihkan lebih dulu sedikit uang yang mereka dapat
untuk ditabung, sisanya baru diatur untuk kebutuhan harian. Metode mengatur
skala prioritas ini cukup membantu melepaskan mereka dari jerat rentenir.
Rumusan “sisihkan,
bukan sisakan” seharusnya juga menjadi rumusan untuk waktu khusus bersama
Tuhan. Seperti Daniel. Daniel adalah pembesar negara yang tentu sangat sibuk
(ayat 3-4), tetapi yang mengagumkan, ia sudah punya tempat, waktu, behkan
metode yang tetap untuk bersekutu dengan Allahnya (ayat 11). Dalam konteks ini,
Daniel memang sedang terancam akan dilemparkan ke gua singa. Namun, berdoa tiga
kali sehari bukan dilakukannya karena panik dengan ancaman itu. Hal ini dicatat
sudah menjadi pola kebiasannya. Ia benar-benar menyisihkan yang terbaik untuk
Allah, bukan memberi sisa.
Mungkin selama ini
kita hanya memberi sisa-sisa waktu, sisa-sisa tenaga, serta kemauan sehingga
waktu bersama Tuhan tidak berisi. Mari ubah pendekatan kita dengan menyisihkan
(menyediakan)-bukan menyisakan-waktu untuk berdoa dan membaca firman-Nya.
Seperti ibu-ibu dampingan kami, kita pun perlu belajar mengatur skala
prioritas. Mungkin awalnya terasa berat, tetapi mintalah pertolongan Roh Kudus
agar kita bijak menempatkan prioritas hidup dan diperkenankan menikmati
persekutuan yang indah dengan Allah tiap hari. Persekutuan dengan Allah
menolong kita menghadapi situasi hidup apa pun.
Prioritas pertama hari ini: bersekutu dengan Tuhan.