"Pekerjaan yang kalian
lakukan sebagai hamba
itu, hendaklah kalian
kerjakan dengan hati
yang gembira seolah-
olah Tuhanlah yang
kalian layani, dan bukan
hanya manusia."
(EFESUS 6:7 BIS)
Aada seseorang yang melakukan pengamatan
menarik terhadap catatan Alkitab tentang pelayanan Yesus. Dari 132 pemunculan
Yesus secara publik, 122 di antaranya di tengah dunia kerja. Dari 52
perumpamaan yang diajarkan Yesus, 45 memiliki latar dunia kerja. Dari 40
intervensi ilahi yang dicatat di Kisah Para Rasul, 39 terjadi di dunia kerja.
Yesus memanggil 12 murid dari dunia kerja, bukan rohaniwan, untuk membangun
gereja-Nya.
Sejak awal
mula penciptaan hingga langit dan bumi yang baru, kisah-kisah Alkitab memberikan
perhatian yang besar pada dunia kerja. Dalam surat Paulus yang sedang kita
renungkan dan dalam surat-suratnya yang lain, pengajaran yang disampaikannya kerap
diikuti penerapan dalam dunia kerja. Diingatkan kepada hamba-hamba dan
tuan-tuan “sama-sama mempunyai satu majikan, yaitu Tuhan” (ayat 9BIS).
Konsekuensinya, kita melayani dengan ketulusan dan dengan segenap hati, dengan
ketaatan pada kehendak-Nya (ayat 5-6), dengan pengharapan akan penghargaan
dari-Nya (ayat 8). Perlu diperhatikan bahwa di sini Paulus tidak sedang
berbicara tentang aktivitas gerejawi, melainkan tentang pekerjaan sehari-hari.
Setiap
pekerjaan bisa menjadi suatu ibadah rohani, jika kita melakukannya bagi Tuhan.
Sebaliknya, setiap pelayanan bisa menjadi suatu kegiatan sekuler, jika kita
tidak melakukannya bagi Tuhan. Di tengah kesibukan dan tantangan dalam
pekerjaan Anda hari ini, ambillah waktu sejenak untuk menyelidiki hari: “Untuk
siapakah saya melakukan semuanya ini? Kehendak siapakah yang sedang saya
layani?
Ketika memasuki tempat kerja, kita memasuki ladang pelayanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar