Pembacaan
alkitab, matius 7:24-27
Jadi, setiap orang
yang mendengar
perkataan-Ku ini dan
melakukannya, ia
sama dengan orang
yang bijaksana, yang
mendirikan rumahnya
di atas batu.
(MATIUS 7:24)
Sebagai seorang pengajar atau pemberita Firman, saya
sering merasa puas dan senang ketika menemukan orang-orang yang antusias di
dalam belajar Firman Tuhan. Ketika khotbah berakhir atau kelompok kecil yang
saya pimpin dengan doa, rasanya selesailah tugas yang berkenaan dengan Firman.
Para jemaat atau anggota kelompok pun tak jarang merasa telah menyelesaikan
bagian terpenting atau pembelajar Firman yang sangat baik.
Namun, pemaknaan
perumpamaan Yesus mengejutkan. Ternyata mendengarkan Firman, meski mungkin
sangat antusias bukanlah perkara yang paling menentukan. Berkegiatan di seputar
Firman tidak otomatis membuat hidup seseorang menjadi teguh. Orang sebaik ini
masih pantas disebut bodoh karena pasti hidupnya akan porak poranda menghadapi
badai kehidupan. Apa pasalnya? Fondasi yang laksana batu nan kokoh itu dibangun
tidak hanya dengan mendengarkan, tetapi juga melakukan firman Tuhan. Perbedaan
fondasi ini akhirnya terlihat ketika kedua rumah dalam perumpamaan itu
diperhadapkan dengan tantangan berat. Yang satu roboh dan yang lainnya tetap
kokoh. Jelaslah, menjadi pendengar dan pelaku Firman adalah dua hal yang sangat
berbeda dan akan menimbulkan perbedaan besar.
Kita pelu waspada
sebab kita mungkin merasa cukup bangga dan aman dengan bangunan hidup kita. Kita
merasa punya fondasi kokoh karena mungkin kita masih bisa bersentuhan dengan
firman secara rutin. Namun, apa yang kita pelajari perlu kita jadikan perilaku
sesehari. Setiap kebenaran seharusnya kita ubah menjadi kelakuan yang tampak.
Berapa banyak yang sudah kita lakukan?
Menjadi pelaku Firman-Nya adalah
penopang hidup yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar