Pembacaan
alkitab, amsal 18:1-24
Orang yang
menyendiri, mencari
keinginannya,
amarahnya meledak
terhadap setiap
pertimbangan.
(AMSAL 18:1)
Pernahkah
Anda merasa enggan sekali bertemu orang lain? Saya cukup sering merasakannya,
terutama ketika harus menghadapi orang-orang yang menurut saya menjengkelkan
dan kurang menghargai saya. Apalagi jika orang-orang itu pernah terlibat
konflik dengan saya. Pada situasi seperti itu, saya lebih suka menyendiri dan
mengerjakan hal-hal yang saya sukai.
Meskipun adakalanya
kita butuh waktu untuk sendirian, kita perlu berhati-hati dengan kecenderungan
menarik diri dari pergaulan. Dengan terus terang, penulis kita Amsal
mengungkapkan tabiat buruk di balik keinginan mengasingkan diri itu. Orang yang
menyendiri cenderung memikirkan dirinya semata. Orang lain menjadi gangguan
baginya. Kritik dan nasihat, yang bijak sekalipun, ditanggapi dengan kemarahan.
Mereka lebih suka berdebat dan mengungkapkan kejengkelannya daripada
mendengarkan orang lain. Perilaku demikian bukanlah tindakan yang bijak (ayat
13). Sebaliknya, orang yang bijak adalah yang bersedia mendengarkan kata-kata
kalimat (ayat 15), sekalipun ada kalanya hal itu dinyatakan dalam bentuk
teguran yang pedas. Mendengarkan orang lain juga melatih kita untuk bersikap
rendah hati (lihat ayat 12).
Ketika kita
mendengarkan sikap dan kata-kata orang lain yang tidak kita sukai, usahakan
untuk tidak serta-merta membantahnya. Sebaliknya, dengarkan lebih banyak apa
yang ingin dikatakan oleh lawab bicara kita. Bukalah hati Anda lebar-lebar,
renungkan apa yang Anda dengar. Anda akan kagum mengalami bagaimana melalui
beragam orang di sekitar Anda, Tuhan menolong Anda memperoleh pengetahuan untuk
hidup lebih baik.
Marah sebelum mendengarkan menutup pintu pengertian.
Mendengarkan pertimbangan membuka pintu kebijaksanaan.