Pembacaan
alkitab, titus 3:1-7
Janganlah mereka
memfitnah, janganlah
mereka bertengkar,
hendaklah mereka
selalu ramah dan
bersikap lemah
lembut terhadap
semua orang.
(TITUS 3:2)
Banyak
bangsa mengedepankan keramahan sebagai nilai lebihnya di mata bangsa lain.
Bangsa kita punya demikian. Namun, kadangkala upaya ini membuat keramahan tak
lagi muncul dari hati. Misalnya saja, saat kita mengunjungi bank, kita menerima
sapaan pegawai atau pun petugas keamanannya. Kata-kata sapaannya tertata dan
seragam, tetapi tanpa rasa dan tak kontak dengan yang disapa. Mimik wajah dan
bahasa tubuh terlihat tak alamiah. Hasil latihan. Sebaliknya, sekalipun mungkin
bukan dengan bahasa “sekolahan”, di toko-toko kelontong kecil ataupun di pasar,
kita sering lebih merasa hangat disambut. Keramahan yang muncul karena tugas
atau dari hati, dapat dirasakan bedanya.
Paulus berpesan
melalui Titus agar jemaat, pengikut Yesus, selalu ramah terhadap semua orang.
Berlaku ramah bukan hanya kepada sesama pengikut Yesus, melainkan juga kepada
semua orang, kepada mereka yang berlaku baik terhadap jemaat maupun yak tak
menyukai jemaat. Mengapa? Paulus mengingatkan, bahwa kita diselamatkan juga
bukan karena perbuatan baik kita (ayat 4-5). Semuanya adalah anugerah Tuhan.
Anugerah itulah yang kita teruskan kepada sesama melalui sikap yang ramah.
Keramahan bagi
sebagian orang butuh pembiasaan. Dalam suasana Idul Fitri ini, bagaimanakah
kita menunjukkan keramahan kepada kerabat, handai taulan, tetangga, mitra
usaha, atau pun rekan sejawat yang merayakannya? Mintalah Roh Kudus menolong
Anda merangkai kata yang tepat, sehingga mereka bisa melihat kasih Tuhan yang
meluap dari hati Anda.
Nyatakanlah keramahan dalam kata-kata
yang meluap dari hati yang penuh kasih Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar