Pembacaan alkitab, lukas 9:22-27
Kata-Nya kepada
mereka semua: "Setiap
orang yang mau
mengikut Aku harus
menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap
hari dan mengikut Aku.
(LUKAS 9:23)
Menyangkal diri biasanya sering diartikan dengan
meninggalkan sesuatu yang baik dan diinginkan seperti keberhasilan karir dan
kenyamanan materi, demi mengikut Kristus. Namun, banyak yang enggan
meninggalkan karakter yang buruk demi mengikut Kristus. Mungkin kita pernah
mendengar orang yang berkata: “Aku memang pemarah. Itu sudah turunan, tidak
bisa diubah.” Atau, “Aku begini ya karena keluargaku berantakan.” Keluarga,
masa lalu, dan situasi bisa jadi kambing hitam ketidakmauan orang untuk
berubah.
Yesus sangat jelas dengan tanggung jawab
personal dalam mengikut Dia. “Setiap orang” punya tanggung jawab untuk
menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus. Apa pun latar belakang dan
situasi orang itu. Ketika kita menyangkal tanggung jawab atas kebiasaan buruk
kita, bukankah itu sama saja dengan
berkata: “Tuhan, kalau aku disuruh berubah, aku tidak bisa ikut Engkau. Tuhan kan tahu situasiku.” Kita sama saja dengan
orang yang berusaha “menyelamatkan diri sendiri” dan menyalahkan semua yang
lain, termasuk Tuhan. Kita mau ikut Dia dengan catatan kita bebas menentukan
bagaimana caranya. Bukankah itu menunjukkan bahwa kita sebenarnya sedang
menolak mengikut Dia?
Yesus menghendaki kita mengikuti Dia,
meneladani hidup-Nya yang memuliakan Allah. Adakah kebiasaan buruk yang harus
kita tinggalkan demi hal itu? Mari mengakui kebiasaan buruk itu sebagai
kesalahan kita pribadi, bukan orang lain, masa lalu, atau situasi di sekita
kita. Meninggalkannya mungkin butuh perjuangan. Namun, itulah kehendak Yesus
bagi kita. Dia yang memanggil akan memampukan kita untuk melakukannya!
Menyangkal diri termasuk meninggalkan sifat buruk
yang selama ini nyaman kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar