Selasa, 04 September 2012

Percaya Ramalan Bintang?


Pembacaan alkitab, ulangan 18:9-22

Sebab bangsa-bangsa
yang daerahnya
akan kaududuki ini
mendengarkan kepada
peramal atau petenung,
tetapi engkau ini
tidak diizinkan TUHAN,
Allahmu, melakukan
yang demikian.
(ULANGAN 18:14)


O
rang kristiani membaca Horoskop, bolehkah? Barangkali sebagian menjawab: “Boleh saja, kan tidak memercayainya” atau “Ah, saya Cuma iseng saja kok. Tidak ada maksud mendalami, apalagi memercayai.” Sebagian yang lain dengan tegas berkata tidak pada horoskop, karena itu artinya praktik ramal yang adalah dosa. Apa kata Alkitab tentang hal ini?

Praktik ramal meramal sedah ada sejak zaman bangsa Israel. Tuhan mengingatkan mereka bahwa praktik-praktik semacam itu akan banyak dijumpai ketika mereka masuk negeri Kanaan (ayat 9,14). Umat Tuhan haruslah mendengarkan suara Tuhan, dengan cara yang Tuhan tentukan (ayat 15). Meminta petunjuk pada dewa, arwah, roh peramal, orang mati, atau hal-hal di luar cara Tuhan, berarti pemberontakan terhadap Tuhan (ayat 11-12; bandingkan Imamat 19:26, 31). “Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN” (ayat 12).

Masalah horoskop jauh melampaui soal boleh atau tidak boleh membaca. Ini masalah hati yang berpaut pada Tuhan sebagai satu-satunya otoritas dalam hidup. Kita perlu menyelidiki hati: mengapa saya lebih banyak mencari petunjuk akan masa depan di luar firman Tuhan? Tidakkah itu berarti saya meragukan petunjuk-Nya? Waspadalah! Hal itu tidak sepele di mata Tuhan! Jangan pula merasa sudah benar jika kita tak pernah membaca horoskop. Bisa jadi kita membaca karena tidak ingin dipandang negatif, namun sebenarnya kita juga mencari petunjuk dalam hal-hal lain. Hati yang berpaut kepada ilah lain, itulah kekejian bagi Tuhan.





Pancangkan tinggi-tinggi tiang kekudusan
untuk menolak segala kekejian yang mendukakan Tuhan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar