Minggu, 16 September 2012

Hidup Kita Terbatas


Pembacaan alkitab, mazmur 90:1-17

Ajarlah kami
menghitung hari-hari
kami sedemikian,
hingga kami beroleh
hati yang bijaksana.
(MAZMUR 90:12)



D
alam buku One Month To Live, Kerry dan Chris Shook menulis bahwa apabila waktu hidup kita di bumi ini hanya tinggal satu bulan lagi, kita tentu akan menghabiskan hari-hari secara berbeda serta dengan cara-cara yang unik. Para penulis buku tersebut juga percaya bahwa kita akan mengalami kehidupan yang lebih memuaskan, yang dapat meninggalkan sebuah warisan bagi kekekalan.

Kesadaran mengenai waktu hidup yang singkat dapat memberi perubahan pada bagaimana kita menjalani kehidupan. Namun, siapakah yang tahu masa hidup manusia selain Allah-Dia yang ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya (ayat 2)? Di hadapan Allah, manusia hanyalah debu; kehidupan manusia seperti suatu giliran jaga malam (ayat 4), seperti mimpi (ayat 5), seperti rumput yang pagi berkembang dan sore lisut-layu (ayat 6). Apakah yang dapat dikerjakan selama masa tujuh puluh tahun-serta “bonus” sepuluh tahun yang mungkin kita jalani jika isinya, kata pemazmur, hanyalah tahun-tahun kesukaran dan penderitaan (ayat 10)? Dalam keadaan seperti itu, pemazmur memohon Tuhan mengajarnya menghitung hari (ayat 12). Dengan begitu, manusia tahu betapa singkatnya kehiduan ini; dan menjadi bijaksana dalam menjalaninya. Pemazmur juga memohon pada Tuhan yang kekal, kasih setia yang mengenyangkannya di waktu pagi dan sukacita yang mengimbangi hari-hari kesusahan.

Membandingkan kesementaraan manusia dengan kekekalan Tuhan serta ketidaktahuan kita akan akhir kehidupan semestinya membuat kita memercayakan diri kepada Yang Maha Tahu. Dengan kesadaran itu, mari jalani hidup ini dengan bijaksana demi meninggalkan warisan berharga bagi sesama dan memegahkan nama-Nya.





Kesadaran bahwa waktu kita sangat terbatas
hendaknya menjadikan kita arif dalam pemanfaatnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar