Kamis, 19 April 2012

Saya Beriman...

Pembacaan alkitab, kejadian 6:9-22

Lalu Nuh melakukan
semuanya itu;
tepat seperti yang
diperintahkan
Allah kepadanya,
Demikianlah
Dilakukannya
(KEJADIAN 6:22)


K
ata “iman” sangat kerap disebut dalam percakapan sehari hari tanpa lagi dipikirkan kebenarannya. Pasti kita pernah mendengar kalimat seperti: “Mari kita beriman bahwa hari ini tidak akan hujan” atau “kita beriman bahwa Tuhan akan mencukupi pendanaan retret ini,” dan sebagainya. Namun inikah, yang dimaksud dengan iman?

Ketika Allah meminta Nuh untuk membuat bahtera karena Allah akan menghukum manusia dengan air bah, dengan segera ia melakukannya (ayat 22). Secara manusiawi ia sebenarnya tidak memiliki cukup dasar untuk memercayai perintah dan janji semacam itu. Namun, ia tidak menuntut Allah untuk memberikan gerimis sepanjang tahun atau banjir selutut terlebih dahulu untuk sekadar menopang kayakinannya. Baginya, Allah sendiri jaminan dari penggenapan janji tersebut. Kepercayaannya bertumpuh kapada Pribadi Allah dan Firman-Nya. Ia percaya bahwa apa yang dikatakan Allah senantiasa benar dan bahwa Dia sanggup menepati perkataan-Nya. Itulah respons dari hidup yang bergaul dengan Allah (ayat 9). Itulah iman! Iman adalah wujud penghormatan kepada Allah yang kita percayai kesempurnaan-Nya. Iman yang semacam ini akan ditindak lanjuti dalam ketaatan yang tanpa syarat.

Bagaimana selama ini kita melatih iman kita? Apakah kita berupaya memahami setiap perintah dan janji Allah dengan benar? Apakah kita gemar menaati apa yang jelas-jelas Allah nyatakan atau kita lebih suka mengklaim apa yang belum tentu Allah maksudkan? Hati-hati kalau selama ini kita justru banyak meyakini hal-hal yang pernah Allah perintahkan atau janjikan.



Iman yang benar pasti memiliki dasar.
Iman yang kuat pasti berbuah taat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar