Pembacaan
alkitab, markus 1:35-39
Pagi-pagi benar,
waktu hari masih
gelap, Ia bangun
dan pergi ke luar. Ia
pergi ke tempat yang
terpencil dan
berdoa di sana.
(MARKUS 1:35)
Saat libur sekolah tiba, kakak saya memberi tugas kepada
anaknya yang masih kelas 2 SD untuk membantunya menerima telepon. Saat telepon
berdering dan kakak sibuk menjawab telepon lain, keponakan saya mengangkatnya
dan berkata: “te to te tooott...
telepon yang Anda tuju sedang sibuk, silakan coba beberapa saat lagi.”
Meski geli, tingkahnya
membuat saya jadi merenungkan dan mensyukuri, Tuhan yang kita sembah bukanlah
Tuhan yang terlalu sibuk mendengar doa. Justru padatnya jadwal sering membuat
kita merasa tak ada waktu sekadar berkomunikasi dengan-Nya. Ayat pilihan hari
ini mengingatkan kita, bahwa di tengah pelayanan yang padat (Markus 1:1-34),
Yesus menyatakan dua hal. Pertama, relasi-Nya dengan Bapa tidak hendak Dia
lewatkan. Kedua, Yesus menyatakan relasi-Nya dengan Bapa adalah hal yang
mendasari semua pelayanan-Nya di bumi. Sebagai manusia, Dia bergantung penuh
pada Allah. Kehadiran dan kuasa Allah itulah yang Dia nyatakan ketika
menyelesaikan berbagai masalah, memenuhi kebutuhan pelayanan, dan mengubah keadaan
sekitar.
Bagaimana kehidupan
doa kita? Apakah kesibukan dan padatnya jadwal kegiatan kerap menjadi alasan
untuk tak berdoa sungguh-sungguh? Sebagaimana lampu memerlukan kabel sebagai
saran penghubung dengan sumber listrik agar dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, demikian pula manusia memerlukan doa sebagai sarana penghubung dengan
Sang Sumber hidup, sehingga kita bisa hidup selaras dengan kehendak-Nya.
Kalau kita bekerja, kita yang bekerja;
Tetapi kalau kita berdoa, Tuhanlah yang bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar