Rabu, 13 Juni 2012

Harkat Sejati


Pembacaan alkitab, matius 5:27-30

Setiap orang
yang memandang
perempuan serta
menginginkannya,
sudah berzina dengan
dia di dalam hatinya
(MATIUS 5:28)


a
pa yang kita ingat dari hari Kartini? Kebaya dan sanggul klasik? Atau perjuangannya mengangkat harkat perempuan, yang pada zamannya dianggap lebih rendah dari laki-laki? Ya, Kartini gemas karena perempuan di zamannya dianggap sebagai makhluk lemah, kodratnya hanya untuk melayani laki-laki dan mengerjakan urusan remeh-temeh di rumah. Sebab itu, perempuan tak perlu   pendidikan tinggi. Cukup laki-laki saja.
Alkitab mengajar kita bahwa laki-laki dan perempuan memilki harkat yang sama, karena keduanya diciptakan menurut gambar Allah (kejadian 1: 27). Kita tentu berharap Israel, umat pilihan Allah, menjunjung tinggi nilai ini. Namun, peringatan Yesus kepada mereka yang memandang perempuan serta menginginkannya (maksudnya, memandang dengan nafsu berahi) memberi indikasi bahwa ada kecenderungan tersebut dalam masyarakat pada zaman-Nya.
Kita perempuan tak lagi direndahkan dalam pendidikan dan karier: namun, benarkah harkat perempuan masa kini lebih dihargai dibandingkan zaman Kartini? Apakah sosok perempuan yang diangkat berbagai industri media dan hiburan di sekitar kita menunjukan harkat perempuan sebagai gambar Allah yang terhormat; atau justru mendorong lebih banyak orang memandang perempuan dengan cara tidak pantas? Bagaiman kita menyikapinya? Pikirkan prinsip seorang kristiani berikut ini: “para laki-laki yang mengikut Yesus menjaga mata mereka demi kebaikan perempuan dan kemulian Tuhan yang menciptakannya. Para perempuan yang mengikut Yesus memperlakukan tubuhnya menurut nilai-nilai Yesus, bukan nilai-nilai dunia”.



Menjunjung kesamaan harkat antara laki-laki dan perempuan
berarti saling menghormati sebagai sesama gambar Allah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar