Senin, 11 Juni 2012

Merasa Aman


Pembacaa alkitab, amsal 28:1-10

Orang fasik lari,
walaupun tidak ada
yang mengejarnya,
tetapi orang benar
merasa aman seperti
singa muda.
(AMSAL 28:1)


p
ernakah Anda berusaha tak terlihat ketika kendaraan polisi lewat, padahal ia tidak sedang mengejar Anda? Pernakah kita berusaha membela diri 2dalam percakapan, padahal sebenarnya tidak ada orang yang mengkritik perkataan kita? Kalau pernah, kita takkan menemui kesulitan saat membaca ayat 1: “ orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya”.
Ada sesuatu yang membuat orang fasik lari. Jelas bukan karena mereka orang-orang penakut. Pada kenyataannya, orang fasik dalam kebodohannya bisa melakukan tindakan-tindakan berisiko tinggi, misalnya: menerobos lampu merah, memakai obat terlarang, korupsi dan sebagainya. Namun, seperti Adam bersembunyi ketika mendengar langkah Tuhan (kejadian 3: 8), ada nurani yang Tuhan berikan untuk memberitahu bahwa ia “tidak aman” di hadapan Tuhan (bandingkan Roma 1: 18). Sebaliknya, “orang benar merasa aman seperti singa muda”. Siapa mereka? Alkitab tidak memaksudkan mereka yang mengandalkan kebenarannya sendriri, tetapi orang-orang yang dibenarkan oleh Tuhan (Mazmur 32: 1-2), yang hatinya telah dibersihkan dari nurani yang jahat sehingga beroleh keberanian menghadap Tuhan, hati mereka tidak lagi menuduh mereka (1 Yohanes 3: 21).
Jika kita telah dibenarkan Tuhan, kita akan hidup menundukkan dari Firman-Nya. Aturan manusia yang sesuai dengan Firman Tuhan kita penuhi bukan karena dikejar rasa bersalah. Aturan manusia yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan kita tentang dengan berani dan berhikmat. Kebenaran Tuhan itulah modal kita untuk “merasa aman” di hadapan Tuhan dan manusia.


Rasa aman sejati datang dari hidup yang sudah dibenarkan
 dan diselaraskan dengan kebenaran Tuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar