Rabu, 04 Juli 2012

Penyesalan Yang Benar


Pembacaan alkitab, matius 27:1-10

Pada waktu Yudas,
yang menyerahkan Dia,
melihat bahwa Yeus
telah dijatuhi hukuman
mati, menyesallah ia...
lalu pergi dari situ dan
menggantung diri.
(MATIUS 27:3,5)


P
ernakah Anda merasa bersalah dan menyesal setengah mati setelah melakukan sesuatu? Saya cukup sering mengalaminya. Seringkali rasa sesal itu begitu kuat mencengkram saya sehingga sepanjang hari saya tidak bisa melakukan hal lain. Saya malu dan marah pada diri sendiri dan biasanya tidak ingin bertemu dengan siapa pun. Bahkan, pernah berpikir ingin lenyap dari dunia ini.
Saya pikir, itulah yang juga dirasakan oleh Yudas setelah menjual Yesus (ayat 3). Menyesal. Akan tetapi, rupanya menyesal (Yunani: metamellomai) tidak menjamin adanya pertobatan. Tenggelam dalam penyesalan, Yudas pergi menggantung diri (ayat 5). Mungkin ia terlalu malu untuk mengakui kesalahannya kepada murid-murid yang lain. Ia kehilangan kesempatan menerima pengampunan Tuhan. Kontras dengan Petrus yang menangisi dosanya, tetai kemudiaan kembali mengikut Tuhan (lihat pasal 26: 75, Yohanes 21). Dalam bagian Alkitab yang lain dukacita Yudas disebut dukacita dari dunia (lihat 2 korintus 7: 10). Pusatnya adalah diri sendiri. Sementara, dukacita menurut Allah “menghasilkan pertobatan”. Kata pertobatan dalam bahsa Yunani adalah metanoia, yang artinya berubah pikiran atau berbalik dari dosa.
Sungguh baik jika kita menyadari kesalahan kita dan menyesal. Namun,jangan biarkan penyesalan membuat kita tidak bisa melanjutkan hidup seperti Yudas. Datanglah kepada Tuhan dalam pengakuan yang jujur. Carilah rekan yang dewasa rohani untuk mendampingi dalam proses tersebut. Metanoia. Tinggalkanlah dosa dan mulailah babak baru bersama Tuhan.


Menyesal saja membawa duka.
Menyesal dan berubah membawa kemenangan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar