Pembacaan
alkitab, matius 1:18-25
Hal itu terjadi supaya
digenapi yang
difirmankan Tuhan
melalui nabi:
"Sesungguhnya,
anak dara itu akan
mengandung dan
melahirkan seorang anak
laki-laki, dan mereka
akan menamakan Dia
Imanuel." (Yang berarti:
Allah menyertai kita).
(MATIUS 1:22-23)
Natal mengingatkan saya pada dua sosok bayi.
Yang pertama adalah bayi Nathanael. Tanpa diduga ia mengisi rahim kakak saya
ketika banyak orang berpikir usianya terlalu beresiko untuk punya anak lagi. Tanpa diduga pula ia
pergi sebelum genap tiga bulan menyemarakkan keluarga kakak saya. Ia
mengingatkan saya betapa manusia tidak memiliki sedikit pun kendali atas hidup
dan matinya. Kapan ia harus lahir dan kembali kepada Sang Pencipta.
Yang kedua adalah bayi
Yesus. Tanpa terduga Dia mengisi rahim perawan Maria sehingga membuat Yusuf,
yang belum pernah bersetubuh dengan tunangannya itu jadi gelisah. Tanpa diduga
oleh para pengikut-Nya, Yesus mati ketika pelayanan-Nya sedang menanjak. Namun,
menurut perjalanan hidup-Nya, jelas bahwa bagi Yesus sendiri, semua itu
bukanlah kejadian yang tak terduga. Dia datang untuk menggenapi nubuat para
nabi (ayat 22). Dia tahu untuk apa dan berapa lama Dia harus berada di dunia,
dengan cara apa Dia akan mati dan kapan Dia akan bangkit (lihat pasal 16:21).
Bayi yang dalam tiap drama Natal selalu ditampilkan sebagai sosok mungil, tak
berdaya di atas palungan, memiliki kendali penuh atas hidup dan mati-Nya,
karena Dia adalah Allah yang datang menjadi manusia, untuk menyertai umat-Nya
(ayat 23).
Natal dirayakan agar
kita mengingat betapa luar biasanya bayi Yesus dan betapa kita membutuhkan Dia!
Namun, budaya populer berusaha merebut perhatian generasi ini dengan
tokoh-tokoh dongeng dan tradisi pohon Natal, barang-barang yang harus dibeli
dan acara-acara yang harus diadakan. Adakah sesuatu yang bisa kita lakukan?
Natal pertama memperkenalkan Allah yang datang ke dunia.
Apakah Natal kita juga memperkenalkan-Nya kepada dunia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar