Pembacaan
alkitab, mazmur 10
[Orang fasik]
berkata dalam
hatinya: Aku takkan
goyang. Aku tidak
akan ditimpa
malapetaka turun
temurun.
(MAZMUR 10:6)
Siapa sih
orang fasik itu? Pertanyaaan menarik itu terlontar dalam sebuah pertemuan
di kantor. Apakah orang fasik sama dengan orang yang tidak percaya Tuhan?
Apakah orang fasik identik dengan orang jahat? Apakah ada orang kristiani yang
bisa disebut fasik?
Pada dasarnya orang
fasik adalah orang yang congkak, merasa ia tahu apa yang baik (ayat 2-3, 6).
Hukum-hukum Allah tidak relevan baginya (ayat 5). Ia melakukan segala sesuatu
sesuai dorongan hatinya, tanpa berpikir tentang apa yang menjadi kehendak
Allah, apa yang memuliakan Allah, bagaimana ia harus bergantung kepada Allah.
Ia bukan orang yang ateis, tetapi ia hidup seolah-olah Allah tidak ada, tidak
melihat, dan tidak akan menuntut pertanggungjawaban atas hidupnya (ayat 4, 11).
Dalam bagian-bagian lain di Alkitab kita bisa melihat bahwa para pemimpin
rohani pun bisa terjebak dalam dosa kefasikan (Yeremia 23:11).
Seberapa sering kita
berpikir tentang Allah dan kehendak-Nya dalam menjalani hidup? Kita bisa
beribadah beberapa jam lalu melanjutkan hidup seolah-olah Dia tidak melihat.
Kita bisa melakukan banyak hal yang baik tanpa memikirkan Allah sama sekali.
Kita jarang berpikir tentang tanggung jawab kita kepada Pencipta kita dalam
bekerja. Kita merasa cukup baik karena tidak melakukan dosa-dosa besar. Kita
tidak tertarik membangun relasi yang intim dengan Allah. Dalam derajat
tertentu, kita pun bisa berlaku fasik sehingga pola pikir dan perilaku kita
tidak banyak berbeda dengan orang-orang yang belum mengenal Allah. Kefasikan
memberi ruang bagi dosa-dosa lain untuk bertumbuh. Waspadalah!
Hindarkan diri dari kefasikan dengan menyadari
bahwa Allah hadir dan terlibat dalam hidup kita setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar