Rabu, 02 Mei 2012

Berani Ambil Risiko


Pembacaan alkitab, lukas 23:50-56

Ia pergi menghadap
Pilatus dan meminta
mayat Yesus. Sesudah
menurunkan mayat
itu, ia mengafani-Nya
dengan kain lenan, lalu
membaringkan-Nya di
dalam kubur yang digali
di dalam bukit batu,
 di mana belum pernah
dibaringkan mayat.
(LUKAS 23:52-53)


D
alam dunia bisnis ada pepatah “High risk high gain”, makin besar resiko yang diambil, makin besar pula hasil yang diperoleh. Dalam pengambilan keputusan, ada orang yang bertipe “risk taker” (pengambil risiko), ada pula yang “safety player” (pemain aman). Hal yang sama rupanya bisa dijumpai juga dalam menyatakan iman. Ada yang memilih bermain aman, tetapi ada pula yang berani mengambil resiko.

Yusuf dari Arimatea termasuk orang yang beriman yang berani ambil risiko. Perhatikan apa yang ia lakukan: ia mengurus segala sesuatu agar Yesus menerima penguburan yang layak (ayat 52-53). Sebelum peristiwa ini nama Yusuf dari Arimatea tidak pernah disebutkan, apa lagi dinyatakan sebagai pengikut Kristus. Ia adalah anggota Majelis Besar (ayat 50), sutradara di balik penyaliban Yesus. Bertentangan dengan putusan majelis yang membuat Yesus tampak sebagai penjahat, Yusuf memperlakukan Yesus sebagai Pribadi Terhormat. Tindakannya memperlihatkan iman, kasih, dan keberpihakan pada Yesus tengah komunitas yang membencinya. Tidakkah itu beresiko merusak reputasi kedudukannya?

Dipandang dari keseluruhan kisah, peran Yusuf dari Arimatea tampak sederhana. Namun, bandingkanlah sifatnya dengan murid-murid lain yang justru bersembunyi karena takut disangkutpautkan dengan Yesus (lihat Matius 26: 56). Iman membuat Yusuf berani mengambil resiko dalam bertindak. Apabila iman kita membuat kita harus mempertaruhkan nama baik, harga diri, jabatan, bahkan nyawa kita, beranikah kita mengambil sikap seperti murid Yesus ini? Selamat beriman!


Apa yang kita yakini mendatangkan keberanian dalam bersikap.
Apa yang Anda yakini tentang Yesus?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar