Kamis, 17 Mei 2012

Tersungkur Untuk Bersyukur


Pembacaan alkitab,lukas 17:11-19

Salah seorang dari
mereka, ketika melihat
bahwa ia telah sembuh,
kembali sambil
memuliakan Allah
dengan suara nyaring,
lalu sujud di depan kaki
Yesus dan mengucap
syukur kepada-Nya.
Orang itu orang Samaria.
(LUKAS 17:15-16)


P

engemis buta duduk di emper toko. Di sebelahnya, ada papan bertuliskan, “ Saya buta, kasihanilah saya”. Pria tua menghampirinya dan mengganti tulisan di papan, “ Hari ini indah, sayangnya saya tidak bisa melihatnya”. Tulisan di papan itu mengungkapkan hal yang sama, tetapi dengan cara berbeda. Yang pertama mengatakan bahwa pengemis itu buta; yang kedua mengatakan bahwa orang yang lalu-lalang sangat beruntung bisa melihat. Akhirnya, banyak orang memberi koin kepada pengemis itu setelah tulisannya diganti. Orang-orang itu bersyukur.
Bersyukur dan memuliahkan Allah, itulah yang sedang diajarkan Yesus. Sepuluh orang sakit kusta memohon kesembuhan (ayat 13). Namun, Tuhan malah meminta mereka pergi memperlihatkan diri kepada imam (ayat 14). Dan, semua sembuh di tengah perjalanan. Adakah yang kembali kepada Dia? Ada! Namun, satu orang samaria – yang kembali sambil memuliakan Allah dengan nyaring (ayat 15). Ia sujud; mengucap syukur di kaki Yesus, sebab ia bisa kembali menjalani kehidupan normal. Bagaiman dengan kesembilan orang lainnya? Datang kepada imam dan menunjukan diri bahwa tahir lebih penting dari pada kembali dan bersyukur kepada Yesus.
Anugerah Allah yang “menyembuhkan” kita dari “penyakit” dosa dan maut semestinya mewujud dalam ucapan syukur: Mari melihat kembali isi doa kita. Dari sekian banyak doa permohonan, adakah ucapan syukur mengalir? Allah layak menerima syukur kita. Dia layak dimuliakan karena Pribadi-Nya dan karena apa yang telah Dia perbuat bagi kita. Selamat bersyukur.


Syukur merupakan pengakuan bahwa segala yang ada 
dan terjadi pada kita adalah berkat Tuhan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar