Pembacaan
alkitab, 1 petrus 2:18-25
Ia sendiri telah memikul
dosa kita di dalam
tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita, yang telah
mati terhadap dosa,
hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilur-Nya
kamu telah sembuh.
(1 PETRUS 2:24)
D
|
alam
lukisannya yang berjudul “The Raising of
the Cross”, Rembrandt melakukan sesuatu yang tidak lazim dalam dunia lukis
di Eropa saat itu. Ia melukis dirinya sendiri sebagai salah satu yang
menyalibkan Kristus. Kesedihan menggelantung di raut wajahnya. Namun, kedua
tangannya bersemangat memegang kayu salib. Melalui lukisan ini, ia menyampaikan
sebuah paradoks. Ia tidak suka Kristus disalibkan, tetap dosanyalah yang
membuat Kristus naik keatas kayu salib.
Jauh sebelum
Rembrandt lahir, Rasul Petrus telah memahami kebenaran ini. Walau Kristus mati
dengan cara disalibkan – sebuah eksekusi yang hanya ditujukan bagi para kriminal
kelas kakap hukuman mati-Nya bukanlah karena Dia adalah seorang penjahat.
Dengan tegas Petrus menyatakan bahwa Kristus tidak berbuat dosa (ayat 22).
Bahkan, selama Yesus menjalani hukuman, Dia tidak mengeluarkan caci maki dan
erangan kemarahan sebagaimana yang sering dilakukan oleh para terpidana mati
zaman itu (ayat 23).mengapa Dia harus mati terslibkan? Karena Dia hendak
memikul dosa-dosa kita (ayat 24). Dia menggantikan kita untuk menanggung
hukuman dosa kita supaya kita “sembuh”; supaya kita keluar dari ketersesatan
kita dan kembali kepada Bapa surgawi (ayat 24-25).
Ketika kita
memandang salib, apakah kita hanya melihat Kristus dan kerumunan orang-orang
yang membenci-Nya? Adakah, seperti Rembrandt, kita melihat diri kita pun hadir
disitu dan turut menyalibkan Dia? Berlututlah di bawah salib itu dan katakanlah
dari hatimu, “Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau rela mati bagiku!”
Kasih yang agung! Bagaimana bisa Engkau
Tuhanku, terus mati bagiku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar