Sabtu, 19 Mei 2012

Berpuasa yang Kukehendaki


Pembacaan alkitab, yesaya 58:1-12


Bukan! Berpuasa
yang Kukehendaki,
ialah supaya engkau
membuka belenggu-
belenggu kelaliman,
dan melepaskan tali-tali
kuk, supaya engkau
memerdekakan orang
yang teraniaya dan
mematahkan setiap
kuk...
(YESAYA 58:6)


A
pa yang Anda pikirkan saat mendengar kata “puasa”? Saya langsung membayangkan tidak makan dan minum dalam kurun waktu tertentu, disertai doa-doa yang – kata orang – lebih “ampuh” dari pada biasanya. Bagaimana seharusnya kita berpuasa?
Alkitab mencatat apa yang Tuhan kehendaki ketika umat-Nya berpuasa. Menegakkan kebenaran, berbelas kasih kepada sesama (ayat 6-7). Tidak melakukan yang memberatkan sesama, apalagi mencelakakan (ayat 9). Menahan diri tidak menikmati apa yang diinginkan diri sendiri, tetapi memberikannya untuk memenuhi kebutuhan orang yang tak berdaya (ayat 10). Betapa Tuhan berang ketika umat-Nya menjalankan puasa hanya sebagai ritual belaka, dan menuntut Tuhan menjawab doa karena mereka merasa sudah melakukan kewajiban yang diminta (ayat 1-3). Kelihatannya saja meraka tidak takut melakukan apa yang jahat, seolah-olah Tuhan tidak ada (ayat 4-5).
Tuhan berjanji menyertai, bahkan memuaskan kebutuhan kita, ketika dalam puasa kita merelakan bagian kita untuk memenuhi kebutuhan orang lain (ayat 11). Sikap kita dinyatakan “membangun reruntuhan” yang sudah lama tak bisa dihuni (ayat 12). Belas kasihan dapat menembus hati yang keras hingga mereka juga dapat mengenal hidup yang berkenan kepada Tuhan. Betapa baiknya jika kita mengambil waktu untuk berdoa puasa dan menjalankannya seperti yang Tuhan kehendaki. Kita ditolong makin bertumbuh mengasihi dan makin mengandalkan-Nya; sesama pun di bawah makin mengenal-Nya melalui kasih kepada mereka.

Puasa, pertama-tama mengubah manusia,
bukan mengubah Allah.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar