Pembacaan alkitab, yunus 1:17-2:20
Maka atas penentuan
TUHAN datanglah
seekor ikan besar yang
menelan Yunus; dan
Yunus tinggal di dalam
perut ikan itu tiga hari
tiga malam lamanya.
(YUNUS 1:17)
O
|
rang Ibrani mempunyai keyakinan bahwa
“dunia orang mati” itu berada di bawah. Ya, jauh di kedalaman di bawah sana.
Gelap; mengerikanl jauh dari hadirat Tuhan. Ketika Yunus di lempar ke dalam
lautan yang yang sedang bergelora, pastilah ia merasa bahwa dirinya sedang
dikirim ke “dunia orang mati” itu. Ternyata tidak! Seekor “ikan besar”
menelannya atas perintah Tuhan!
Yunus berada di dalam perut ikan itu tiga
hari tiga malam. Ia menyadari, ternyata di pusat lautan, ia masih hidup (ayat
3). Tuhan belum selesai berurusan dengannya. Yunus bukan saja dikejar-Nya
dengan “badai besar” (lihat Yunus 1:12), melainkan juga ditangkap-Nya dengan
“ikan besar”. Kini, ia layaknya seorang anak dalam genggaman erat tangan
bapanya. Yunus sadar, jika “badai besar” dan “ikan besar” saja taat kepada
Tuhan, bukankah sepatutnya ia mematuhi panggilan Tuhan? Ia teringat kepada
Tuhan (ayat 7). Dan, dalam kesempatan hidup yang kedua itulah Yunus bertekad
memenuhi nazarnya (ayat 9). Perut ikan itu seolah malah menjadi sebuah ruang
doa yang hening-bukan kuburan sepi baginya.
Apakah kita merasa tengah berada di “perut
ikan besar” yang menelan kita setelah kesalahan besar yang kita lakukan pada
masa lampau? Mungkin itu adalah kondisi sakit parah, ekonomi yang sedang jatuh,
studi yang gagal, cinta yang kandas, atau bahkan jeruji penjara. Tuhan belum
selesai dengan kita. Berpalinglah kepada-Nya dan berdoalah, dengan diiringi
keyakinan bahwa kondisi kini-apa pun itu-justru dapat Dia pakai sebagai “perut
ikan” yang akan mengembalikan kita kepada tujuan-Nya yang mulia.
Sekalipun
rencana kita gagal terlaksana,
Tuhan tak
pernah gagal memenuhi rancangan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar