Pembacaan alkitab, matius 6:1-4
"Ingatlah, jangan
kamu melakukan
kewajiaban agamamu di
hadapan orang supaya
dilihat mereka,..."
(MATIUS 6:1A)
Dokter
Nathan Barlow memilih untuk melayani di Etiopia selama lebih dari enam puluh
tahun. Ia mengabdikan hidupnya untuk menolong para penderita mossy foot di daerah bekas gunung
berapi. Mereka mengalami pembengkakan dan borok di kaki dan paha bawah, dan
mudah terserang berbagai infeksi. Seperti penyandang lepra, orang-orang ini
terkucil dari pergaulan masyarakat. Nathan Barlow adalah orang pertama yang
menolong mereka. Tidak banyak orang mengenal dokter ini. Ketika ia meninggal
dunia, sedikit saja perhatian diberikan. Saya kagum membaca kisahnya. Minimnya
penghargaan tidak membuat Dr. Barlow berhenti melayani.
Yesus mengkritik mereka yang pamer kebaikan agar dikagumi orang
(ayat 2). Pelayanan seharusnya ditujukan kepada Bapa surgawi yang memberi upah
(ayat 1b, 4b). Sedekah tampaknya sebuah tindakan yang penuh kasih dan
kepedulian, namun Tuhan tahu motivasi si pemberi sedekah yang tidak dilihat
orang. Menurut Yesus, pelayanan tak perlu gembar-gembor. Meski tak ada yang
menyaksikan, tetap dilakukan. Tuhan-lah satu-satunya yang patut menjadi
sorotan, diagungkan melalui pelayanan kita (lihat juga Matius 5:16).
Richard Foster dalam bukunya, Celebration of Discipline, membedakan antara pelayanan semu dan
sejati. Pelayanan semu dilakukan melalui usaha manusia, menuntut pahala
lahiriah; dan akan berhenti ketika tak ada lagi keuntungan yang dapa diperoleh.
Pelayanan sejati bersumber dari Tuhan, mengutakaman perkenan-Nya, dan bertahan
sebagai gaya hidup sehari-hari. Mari memeriksa pelayanan kita. Adakah kita
benar-benar melakukannya bagi Tuhan? Akankah kita tetap setia meski tidak
dihargai orang?
Pelayanan
sejati digerakkan oleh kasih kepada Tuhan.
Perkenan-Nya
cukup untuk membuat kita bertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar