Jumat, 12 Oktober 2012

Pengalaman Dikasihi


Pembacaan alkitab, 2 timotius 1:1-18

Sebab aku teringat
akan imanmu yang
tulus ikhlas, yaitu iman
yang pertama-tama 
hidup di dalam nenekmu
Lois dan di dalam ibumu
Eunike dan yang aku
yakin hidup juga di
dalam dirimu.
(2 TIMOTIUS 1:5)


Saya sedih sekali ketika dalam sebuah pertemuan diakonia gereja, seorang ibu mengatakan bahwa pelayanan kepada anak-anak jalanan tak ubahnya seperti membuang garam ke laut. Pada kesempatan lain, seorang pemuda menyatakan bahwa mengajari anak-anak di daerah kumuh perkotaan sebagai suatu kegiatan yang nyaris tak memberikan kemajuan berarti. Bagi mereka, upaya besar yang diberikan bagi anak-anak ini tidak sebanding dengan hasil yang didapat.

Dalam surat pribadinya kepada Timotius, Paulus memuji iman anak rohaninya ini (ayat 2). Menariknya, Paulus mengamati kualitas iman yang tulus ikhlas semacam ini lebih dulu ada di dua generasi di atasnya (ayat 5). Anak-anak berisiko dalam kasus di atas tak seberuntung Timotius. Timotius memiliki sang nenek, Lois, serta ibunya, Eunike, yang kehidupan imannya berimbas nyata membentuk imannya. Selain itu, Timotius juga memiliki Paulus yang memuridkan, meneguhkan, dan memberi teladan padanya (ayat 6-18).

Di dunia ini ada begitu banyak anak yang tidak memiliki orang dan lingkungan yang membentuk mereka menjadi pribadi yang baik. Hari demi hari mereka dipaparkan pada kehidupan penuh risiko kekerasan, pelecehan, dan ekploitasi. Tak mengherankan jika suatu saat mereka menjadi korban sekaligus pelaku kejahatan. Kita punya banyak kesempatan mendoakan dan mewujudkan kehadiran kerajaan Allah di antara mereka. Seperti apa yang diperbuat nenek Lois, Ibu Eunike, dan Paulus pada Timotius, mari bergerak memberi ruang dan pengalaman dikasihi bagi anak-anak yang kurang beruntung.




Pengalaman dikasihi dan dibimbing pada masa kecil
adalah bekal mengasihi dan melayani seumur hidup.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar