Pembacaan alkitab, obaja 8:16
Janganlah
memandang rendah
saudaramu pada hari
kemalangannya.
(OBAJA 12)
“Syukurin
,” gumam seorang teman ketika tokoh antagonis sebuah film dihajar
habis-habisan. Memang beberapa sutradara begitu pintar menyusun plot cerita
hingga tidak jarang memancing reaksi dari dasar hati penonton. Dalam kenyataan,
kita senang melihat orang jahat menelan buah pahit perbuatannya. Bisa jadi itu
salah satu jawaban doa kita. Akan, tetapi apakah Tuhan juga senang dengan hal
itu?
Bangsa Edom bersukacita ketika Israel saudaranya mengalami
malapetaka, bahkan ikut menindas bangsa yang sudah terpuruk itu (ayat 10-11).
Catatan Perjanjian Lama menunjukkan kehancuran kerajaan Israel dan Yehuda
diakibatkan oleh pemberontakan mereka terhadap Tuhan. Salahkah jika Edom
menyambut penghancuran mereka dengan bersemangat? Tuhan dengan jelas menentang
Edom (ayat 12-14). Dalam bagian lain, Tuhan sendiri berkata bahwa Dia
menghendaki pertobatan, bukan kematian orang fasik (lihat Yehezkiel 33:11).
Seharusnya Edom gentar dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Jika Tuhan tidak
segan menghajar umat pilihan-Nya sendiri, bagaimana mungkin mereka berpikir
mereka bisa luput (ayat 15-16)?
Penghukuman Tuhan dimaksudkan agar manusia bertobat dan
terhindar dari penghukuman kekal. Ketika ada saudara yang jatuh dalam dosa dan
didisplin Tuhan, seharusnya kita berbelas kasih dan mendoakan agar pengalaman
itu membawa mereka makin mengenal Tuhan dan taat kepada-Nya. Dan, seharusnya
kita tidak mengulangi kasih mereka. Dengan gentar di hadapan Tuhan yang kudus,
kita perlu memohon kasih karunia untuk menjalani hidup yang berkenan di hadapan-Nya.
Kita adalah sesama pendosa yang menerima pengampunan.
Bencilah dosa, tetapi kasihanilah sesama yang terbelenggu dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar