Pembacaan alkitab, kejadian 5:1-24
Dan Henokh hidup
bergaul dengan Allah,
lalu ia tidak ada
lagi, sebab ia telah
diangkat oleh Allah.
(KEJADIAN 5:24)
“selamat
panjang umur”. Salam itu selalu kita katakan kepada rekan yang berulang tahun
sebagai ucapan selamat sekaligus doa. Ya, panjang umur kerap kali dikaitkan
dengan orang yang bahagia. Bagaimana dengan orang yang pendek umur? Sungguhkah
mereka tak bahagia sebab tak lagi bisa meneruskan hidup? Benarkah panjang umur
merupakan jaminan hidup bahagia dan penuh arti?
Tokoh-tokoh yang disebutkan dalam bacaan Alkitab hari ini
memiliki umur yang panjang: Adam 930 tahun (ayat 5); Set 912 tahun (ayat 8);
Kenan 910 tahun (ayat 23). Jika kita cermati, terdapat rumusan berulang dalam
penulisan kalimat-kalimat tersebut. “X berumur Y tahun, lalu ia mati.”
Keterangan “lalu ia mati” menunjukkan bahwa betapa pun panjang umur
manusia---bahkan hingga ratusan tahun---manusia pasti mati. Namun, di antara
skema yang berulang, terselip catatan menarik yang menyertai kehidupan Henokh.
Umurnya lebih pendek dari yang lain, tetapi ia “hidup bergaul dengan Allah”
(ayat 24). Alkitab versi Bahasa Indonesia Sehari-hari menerjemahkannya: “Henokh
selalu hidup akrab dengan Allah”. Dikatakan, ia tidak mati, tetapi diangkat
oleh Allah. “Pendek umur” bukan masalah baginya sebab ia telah hidup bagi Tuhan
selama di dunia.
Panjang umur ialah berkat Tuhan; tak salah jika menginginkannya.
Kita bisa melihat lebih banyak karya Tuhan dalam perjalanan hidup yang lebih
panjang. Namun, bagaimana kita mejalaninya, itu jauh lebih penting. Mari
memohon Tuhan menolong kita untuk menjalani hidup yang bermakna bersama-Nya
sampai kita berjumpa dengan Dia di surga; tak hanya menjalani hidup di dunia
untuk kemudian mati sia-sia. Selamat hidup bermakna.
Bukan
panjang umur yang membuat hidup bermakna,
melainkan
untuk apa dan bersama siapa kita menjalaninya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar