Pembacaan alkitab, yakobus 3:13-18
Itu bukanlah hikmat
yang datang dari atas,
tetapi dari dunia, dari
nafsu manusia, dari
setan-setan.
(YAKOBUS 3:15)
Seorang siswa SD dibentak ayahnya ketika
pulang sekolah sambil menangis karena dipukul teman: “Lain kali kamu harus
balas, pukul yang keras! Ini aturan keluarga kita: salah pun kamu harus pukul
dia, apalagi kalau kamu benar!” Pada saya bapak itu menjelaskan: “Dunia ini
keras, kalau kecil kalah melulu selamanya akan kalah.” Terdengar bijaksana,
bukan? Benarkah demikian?
Jika kita
menyimak kata “iri hati” di ayat 14 dan 16, kata itu bukan iri yang biasa.
Istilah tersebut menunjuk pada “semangat fanatisme” yang lazim di kalangan
orang zelot, yang meyakini bahwa membalas dengan kekerasan itu tindakan rohani
– tindakan membela Tuhan. Doktrin
anarkis ini disebarkan oleh para pengajar mereka yang menyebut dirinya guru
bijaksana (ayat 13). Yakobus mengingatkan orang Yahudi yang sedang tertindas,
bahwa hikmat yang diajarkan guru-guru zelot itu berasal dari dunia, bahkan dari
iblis (ayat 15). Sekali doktrin kekerasan itu dihalalkan, buahnya adalah
“kekacauan dan segala macam perbuatan jahat” (ayat 16). Sebaliknya, ciri-ciri
hikmat yang dari Allah adalah kelemah-lembutan (ayat 13); yang ditandai
karakter dan sikap yang menyuburkan kerukunan (ayat 17); yang buahnya adalah
tercapainya komunitas yang damai (ayat 18).
Kita hidup
di era penuh kekerasan, bahkan dalil agama kerap digunakan. Media bahkan pernah
menyebut negara ini “Republik Preman”. Mari mendoakan umat Tuhan, juga diri
kita sendiri, agar menjadi agen perubahan: menghadirkan teladan
kelemah-lembutan di tengah banyaknya benih kekerasan di negeri ini; menghadirkan
damai ilahi di tengah suburnya bibit pemberontakan dan kejahatan.
Cara-cara damai bukanlah ciri sikap lemah dan kalah.
Itu adalah hikmat yang bersumber dari Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar