Pembacaan alkitab, 2 tawarikh 16:1-14
Dalam hal ini engkau
telah berlaku bodoh,
oleh sebab itu mulai
sekarang ini engkau akan
mengalami peperangan.
(2 TAWARIKH 16:9B)
Kisah Raja Asa sangat
menarik untuk dicermati. Dalam dua pasal sebelumnya kita membaca riwayat
hidupnya yang benar di hadapan Tuhan. Sebab itu, ia karuniai kemenangan atas
musuh serta keamanan di seluruh penjuru negeri yang dipimpinnya. Namun, pasal
yang kita baca hari ini memperlihatkan “kegagalan” Asa. Mengapa bisa gagal?
Bukankah sebelumnya dicatat bahwa hati Asa tulus ikhlas di hadapan Tuhan?
Kegagalan Asa tampaknya sepele. Bahkan, di
mata manusia, kelihatannya ia pintar. Ia tak mau repot menghadapi musuh, jadi
ia bernegosiasi dengan raja Aram untuk melakukannya. Musuhnya mundur dan Asa
beroleh banyak bahan bangunan untuk memperkuat kota-kota pertahanannya. Taktik
yang cerdik bukan? Namun, Tuhan menyebutnya “bodoh” (ayat 9). Dulu, Asa
mengandalkan Tuhan saat menghadapi musuh yang jauh lebih besar (ayat 8). Kini,
ia menggunakan perbendaharan rumah Tuhan untuk membeli pertolongan manusia
(ayat 2). Ketika ditegur, Asa sakit hati. Mungkin ia merasa telah giat bagi
Tuhan di masa lalu. Masakan sekarang Tuhan tega menghukumnya? Bukannya berbalik
pada Tuhan, ia mengulangi kebodohan yang sama saat sakit melanda. Ia tidak
mencari pertolongan Tuhan, tetapi manusia (ayat 12). Menyedihkan.
Kehidupan Asa cermin bagi kita semua.
Mengandalkan Tuhan jangan sampai hanya menjadi kisah masa lalu yang indah. Mari
berharap kepada-Nya selalu, bahkan dalam hal-hal “bodoh” yang kita lakukan,
biarlah kita tidak menjadi pahit dan menjauhi pertolongan-Nya. Datanglah
kepada-Nya dengan hati yang hancur, dan mohonlah pembentukan-Nya agar kita
dapat kembali hidup berkenan kepada-Nya.
Giat bagi Tuhan tak berarti jika abaikan Dia
dengan andalkan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar