Pembacaan alkitab, 1 timotius 6:2-10
Karena akar segala
kejahatan ialah cinta uang
dan karena memburu
uanglah beberapa orang
telah menyimpang dari
iman dan menyiksa
dirinya dengan
berbagai-bagai duka.
(1 TIMOTIUS 6:10)
Richard Halverson,
seorang penulis dan pendeta senat AS, pernah menulis: Yesus Kristus berbicara
tentang uang lebih dari hal-hal, karena ketika tiba pada sifat alami manusia,
uang memegang peran terpenting. Uang merupakan indeks yang tepat untuk menunjukkan
karakter sejati seseorang. Di seluruh halaman Kitab Suci, ada korelasi yang
sangat dekat antara perkembangan karakter manusia dengan cara ia menangani
uangnya.
Banyak tokoh di Alkitab yang dikecam,
dihukum, atau dipuji oleh Allah karena sikap mereka terhadap uang. Yudas
Iskariot menghianati Tuhan Yesus demi tiga puluh uang perak. Ananias dan Safira
rebah dan mati seketika setelah berdusta perihal uang yang mereka serahkan.
Mereka adalah contoh orang-orang yang jatuh dalam pencobaan berkenaan dengan
uang. Uang membuat mereka terjerat dalam berbagai nafsu yang hampa dan
mencelakakan, hingga akhirnya menyimpang dari iman dan menyiksa diri dengan
berbagai duka (ayat 10). Namun, ada kisah janda miskin yang dipuji Tuhan Yesus
karena memberi dari kekurangannya. Atau, jemaat Makedonia yang disebut Paulus
sangat miskin, tetapi kaya dalam kemurahan (lihat 1 Korintus 8). Mereka ialah
orang-orang yang pertama-tama menyerahkan hati kepada Allah, lalu uang mereka.
Uang hanya salah satu sarana yang kita
perlukan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Uang adalah berkat, bukti
pemeliharaan Allah atas kita. Uang harus menjadi hamba kita. Jika kita cinta
uang, uang akan menjadi tuan kita. Bagaimana Anda menangani uang? Mana yang
lebih Anda cintai: Allah dan firman-Nya, atau ... uang?
Allah harus menjadi Tuhan atas diri kita dan juga uang kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar