Pembacaan
alkitab, ayub 1:13-2:10
"Dengan telanjang aku
keluar dari kandungan
ibuku, dengan telanjang
juga aku akan kembali
ke dalamnya. Tuhan yang
memberi, Tuhan yang
mengambil, terpujilah
nama TUHAN!"
(AYUB 1:21)
Pernah
berduka karena kehilangan sesuatu yang kita cintai? Makin dalam cinta, makin
dalam juga dukanya. Cepat atau lambat, kita akan mengalami kehilangan, entah
itu karir, harta-benda, stamina, anak, orangtua, pasangan hidup, atau sahabat
baik kita. Apa pun penyebabnya, kehilangan selalu terasa menakutkan,
menyakitkan, dan menghancurkan.
Meskipun dalam banyak
hal kita berbeda dengan Ayub (kita bukan orang paling kaya, tidak punya anak
sebanyak dia, dan mungkin tidak hidup sesaleh dia), ada satu benang merah yang
menyatukan kita dengan kisah Ayub, yaitu kita sama-sama pernah mengalami
kehilangan. Sesuai izin Tuhan, dalam waktu singkat Ayub kehilangan
anak-anaknya, kesehatannya, kekayaannya, dan rasa hormat sang istri. Respons
Ayub? Ia sujud menyembah dan berkata: “Tuhan yang memberi, Tuhan yang
mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Secara manusia ia tentu berduka, sebab itu
ia mengoyakkan jubah dan mencukur rambutnya (ayat 20). Namun, ia menyadari
sepenuhnya bahwa apa yang dimilikinya sekarang adalah kepunyaan Tuhan dan
datangnya dari Tuhan, Dialah yang berhak atas segalanya. Sebab itu, Ayub mampu
memuji Tuhan di tengah kehilangannya.
Sadar atau tidak, kita
kerap merasa pantas menerima hanya hal-hal baik dalam hidup. Ketika kehilangan
kekayaan, kesehatan, dan orang-orang terkasih, kita menganggap Tuhan tidak adil
sehingga kita merasa berhak untuk menggugat dan marah kepada-Nya. Ketika Tuhan
mengizinkan kehilangan terjadi, biarlah kasih kita kepada-Nya tidak ikut
hilang. Mari bertanya apa yang menjadi rencana Sang Pemilik. Dia Tuhan Yang
Mahabijak dan tak pernah salah dalam bertindak.
Kehilangan akan menguji kasih kita:
kepada Allah atau kepada pemberian-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar