Pembacaan
alkitab, markus 5:21-34
Lalu kata-Nya kepada
perempuan itu, "Hai
anak-Ku, imanmu telah
menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan damai
dan tetaplah sembuh
dari penyakitmu!"
(MARKUS 5:34)
Pernah memikirkan bagaimana kehidupan seorang perempuan
yang sakit perdarahan selama 12 tahun? Bayangkan cucian bajunya setiap hari.
Bayangkan betapa tidak nyamannya ia beraktvitas. Ia sudah berusaha berobat,
menemui banyak dokter. Namun, hinggan tabungannya ludes, ia tak juga kunjung
sembuh. Dalam tradisi Yahudi, perempuan dalam kondisi perdarahan dianggap
najis, tidak dapat ambil bagian dalam ibadah di tempat kudus, dan apa yang disentuhnya
juga ikut menjadi najis (Imamat 15). Mirip dengan rekan-rekan muslim saat
berpuasa. Jika sedang haid, ibadah puasanya tidak diperhitungkan. Tentulah
perempuan ini sangat frustasi dengan kondisinya.
Dalam situasi
demikian, mendekati Yesus tentulah penuh perjuangan. Ia sedang dalam kondisi
najis, dan apa yang disentuhnya akan ikut manjadi najis. Kalau sampai ketahuan,
mungkin ia akan diusir atau dipukul. Menyentuh jubah Yesus tentu membuat ia
bergumul. Bagaimana jika Yesus juga menolaknya? Betapa terkejutnya ia ketika
Yesus mendadak berhenti dan mencari siapa yang menyentuhnya. Ia takut dan
gemetar, tersungkur di depan Yesus (ayat 33). Akankah Yesus mempermalukannya?
Ternyata sebaliknya. Yesus memberikan jaminan kesembuhan, bukan hanya untuk
penyakitnya, tetapi juga untuk hatinya (ayat 31-34).
Bukankah kita
sebenarnya tak berbeda dengan perempuan yang sakit perdarahan itu? Dosa
menajiskan hidup kita. Siapakah yang layak mendekat pada Allah Yang Mahakudus,
apalagi diterima oleh-Nya? Syukur kepada Allah di dalam Yesus Kristus yang
tidak menolak saat kita datang dengan iman kepada-Nya. Mari mohon agar Dia
membersihkan kita dari segala kenajisan kita.
Siapakah yang boleh mendekat pada Allah Yang Mahakudus,
kecuali ia telah dibersihkan oleh Kristus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar