Pembacaan
alkitab, 1 timotius 1:12-17
Perkataan ini benar
dan patut diterima
sepenuhnya, "Kristus
Yesus datang ke dunia
untuk menyelamatkan
orang berdosa," dan di
antara mereka akulah
yang paling berdosa.
(1 TIMOTIUS 1:15)
Aada sebuah ungkapan: Gratia (anugerah) melahirkan gratitude
(syukur). Kesadaran akan anugerah Tuhan dalam kehidupan kita akan
menghasilkan limpahan ucapan syukur. Ketika anugerah tidak disadari, kita bisa
menganggap banyak hal memang sudah sepatutnya kita terima, dan rasa syukur pun
berangsur pudar.
Pernyataan Paulus yang
baru saja kita baca menunjukkan kesadarannya yang sangat kuat akan anugerah
Tuhan dalam hidupnya. Ia adalah orang yang menyetujui perajaman martir pertama,
Stefanus. Lalu, ia mengancam dan menangkapi para pengikut Kristus (lihat Kisah
Para Rasul 8:1; 9:1-2). Ia penghujat dan penganiaya, seorang yang ganas (ayat
13). Namun, Tuhan berkenan menampakkan diri kepadanya, mengubah hidupnya, dan
memercayakan pelayanan pemberitaan Injil kepadanya. Paulus tidak sedang
membanggakan masa lalunya yang penuh dosa. Ia tengah dipenuhi rasa syukur yang
lahir dari limpahnya anugerah Tuhan (ayat 14). Orang boleh memandangnya sebagai
seorang rasul besar, pengkhotbah hebat, tetapi ia sadar betul ia hanyalah
seorang pendosa besar yang mendapat kasih karunia Tuhan (15-16).
Kita perlu terus
mengingatkan diri bahwa kesempatan melayani Tuhan adalah kasih karunia, bukan
sesuatu yang bisa kita lakukan karena kita lebih baik atau lebih mampu dari
orang lain. Kita bahkan tidak bisa menyebut pelayanan sebagai balas budi atas
anugerah-Nya, sebab kemurahan Tuhan tidak dapat kita tukar atau ganti dengan
ragam kebaikan kita. Biarlah anugerah Tuhan sekali lagi melahirkan syukur di
hati kita, dan menggerakkan kita untuk melayani-Nya.
Kembalikan syukur di hati
dengan mengingat kasih karunia Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar