Selasa, 23 Juli 2013

Gratia Melahirkan Gratitude

Pembacaan alkitab, 1 timotius 1:12-17

Perkataan ini benar
dan patut diterima
sepenuhnya, "Kristus
Yesus datang ke dunia
untuk menyelamatkan
orang berdosa," dan di
antara mereka akulah
yang paling berdosa.
(1 TIMOTIUS 1:15)
Aada sebuah ungkapan: Gratia (anugerah) melahirkan gratitude (syukur). Kesadaran akan anugerah Tuhan dalam kehidupan kita akan menghasilkan limpahan ucapan syukur. Ketika anugerah tidak disadari, kita bisa menganggap banyak hal memang sudah sepatutnya kita terima, dan rasa syukur pun berangsur pudar.

Pernyataan Paulus yang baru saja kita baca menunjukkan kesadarannya yang sangat kuat akan anugerah Tuhan dalam hidupnya. Ia adalah orang yang menyetujui perajaman martir pertama, Stefanus. Lalu, ia mengancam dan menangkapi para pengikut Kristus (lihat Kisah Para Rasul 8:1; 9:1-2). Ia penghujat dan penganiaya, seorang yang ganas (ayat 13). Namun, Tuhan berkenan menampakkan diri kepadanya, mengubah hidupnya, dan memercayakan pelayanan pemberitaan Injil kepadanya. Paulus tidak sedang membanggakan masa lalunya yang penuh dosa. Ia tengah dipenuhi rasa syukur yang lahir dari limpahnya anugerah Tuhan (ayat 14). Orang boleh memandangnya sebagai seorang rasul besar, pengkhotbah hebat, tetapi ia sadar betul ia hanyalah seorang pendosa besar yang mendapat kasih karunia Tuhan (15-16).

Kita perlu terus mengingatkan diri bahwa kesempatan melayani Tuhan adalah kasih karunia, bukan sesuatu yang bisa kita lakukan karena kita lebih baik atau lebih mampu dari orang lain. Kita bahkan tidak bisa menyebut pelayanan sebagai balas budi atas anugerah-Nya, sebab kemurahan Tuhan tidak dapat kita tukar atau ganti dengan ragam kebaikan kita. Biarlah anugerah Tuhan sekali lagi melahirkan syukur di hati kita, dan menggerakkan kita untuk melayani-Nya.



Kembalikan syukur di hati
dengan mengingat kasih karunia Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar