Pembacaan
alkitab, ayub 12:1-25
Siapa di antara
semuanya itu yang
tidak tahu, bahwa
tangan Allah yang
melakukan itu; ... Dia
yang ... melepaskan ikat
pinggang orang kuat ...
(AYUB 12:9, 21)
Apa yang Anda pikirkan ketika melihat orang
cacat? Kasihan? Merasa ia tak bisa apa-apa? Carilah informasi tentang Natalia
Partyka, Oscar Pistorius, Ni Nengah Widianingsih, dan Agus Ngaimin, atlet-atlet
cacat dengan prestasi kelas dunia. Nick Vujicic dan Judy Siegle, jutaan orang
diinspirasi oleh mereka. Bacalah kisah nyata tentang Joni Eareckson Tada, yang
memberdayakan jutaan orang melalui pelayanan Joni and Friends. Tepatlah jika istilah disabled person (orang yang tak punya kemampuan) diganti dengan
istilah differently-abled person (orang
dengan kemampuan yang berbeda) atau disingkat diffable.
Entah itu cacat bawaan
maupun akibat kecelakaan, sulit memahami maksud Allah mengizinkannya. Seperti
Ayub, mereka tentu bertanya-tanya mengapa Allah membiarkan hal buruk menimpa.
Walaupun tak paham, Ayub mengakui bahwa Allah berhak untuk bertindak menurut
pertimbangan-Nya yang mahabijak (ayat 13). Adakalanya itu berarti mengizinkan
kegagalan (ayat 17-25) namun, Dia layak dihormati karena Dia Allah, bukan
karena situasi yang dialami manusia.
Belajar dari Ayub,
Joni bertekad bahwa sesulit apa pun hari-harinya sebagai penyandang cacat, ia
akan selalu mengasihi Allah dan membuat Allah dihormati tiap orang yang
berinteraksi dengannya. Di Hari Difabel Internasional ini, mari mendoakan para
penyandang cacat agar memiliki perspektif dan sikap serupa. Jika kita mengenal
beberapa di antara mereka, pikirkanlah tindakan praktis apa yang dapat kita
lakukan untuk menjadi saluran kasih Kristus bagi mereka.
Dalam hikmat Allah, situasi sulit diizinkan-Nya
untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar