Selasa, 13 Agustus 2013

Yesus, Anak Allah?

Pembacaan alkitab, lukas 1:26-38

Jawab malaikat itu
kepadanya, "Roh Kudus
akan turun atasmu
dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan
menaungi engkau;
sebab itu anak yang
akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus,
Anak Allah.
(LUKAS 1:35)
Ssebagian orang merasa sulit menerima Yesus karena sebutan-Nya sebagai Anak Allah. Mana mungkin Allah punya anak? Bukankah itu berarti merendahkan Allah, memercayai bahwa Dia berhubungan fisik dengan manusia dan membuahkan seorang anak? Menyamakan Sang Pencipta dengan ciptaan-Nya? Penolakan ini bukan baru muncul belakangan. Sebagian orang pada zaman Yesus pun sulit menerimanya (lihat Yohanes 10:36).

Tak heran Lukas berusaha dengan saksama menjelaskan dalam tulisannya, agar pembacanya mengetahui kebenaran tentang Yesus (pasal 1:3-4). Tampaknya ia telah mengusut asal-usul Yesus dengan teliti sehingga ia bisa menuliskan kronologis kejadiannya secara detail. “Anak” adalah sebutan yang wajar seorang bayi, anak yang lahir dari kandungan Maria (ayat 31). Bukan sembarang anak, Yesus akan secara khusus disebut sebagai Anak Allah, karena Dia lahir oleh kuasa Roh Kudus, kuasa Allah Yang Mahatinggi, bukan oleh hubungan Maria dengan seorang laki-laki (ayat 35). Jadi sebutan Anak Allah sederhanya menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia (anak) yang berasal dari Allah sendiri.

Kesulitan menerima sebutan ini tampaknya menunjukkan keraguan bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu. Secara akal sehat, tidak mungkin Allah yang besar dan tak terbatas datang melalui tubuh manusia. Keraguan ini juga pernah menghinggapi Maria (ayat 34), tetapi disanggah oleh malaikat (ayat 37). Allah menggenapi janji-Nya bahwa Mesias akan lahir dari keturunan Daud. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya.



Menyebut Yesus sebagai Anak Allah adalah pengakuan
atas Allah Yang Mahakuasa dan menepati janji-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar