Pembacaan
alkitab, lukas 1:26-38
Jawab malaikat itu
kepadanya, "Roh Kudus
akan turun atasmu
dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan
menaungi engkau;
sebab itu anak yang
akan kaulahirkan itu
akan disebut kudus,
Anak Allah.
(LUKAS 1:35)
Ssebagian orang merasa sulit menerima Yesus
karena sebutan-Nya sebagai Anak Allah. Mana mungkin Allah punya anak? Bukankah
itu berarti merendahkan Allah, memercayai bahwa Dia berhubungan fisik dengan
manusia dan membuahkan seorang anak? Menyamakan Sang Pencipta dengan
ciptaan-Nya? Penolakan ini bukan baru muncul belakangan. Sebagian orang pada
zaman Yesus pun sulit menerimanya (lihat Yohanes 10:36).
Tak heran Lukas
berusaha dengan saksama menjelaskan dalam tulisannya, agar pembacanya
mengetahui kebenaran tentang Yesus (pasal 1:3-4). Tampaknya ia telah mengusut
asal-usul Yesus dengan teliti sehingga ia bisa menuliskan kronologis
kejadiannya secara detail. “Anak” adalah sebutan yang wajar seorang bayi, anak
yang lahir dari kandungan Maria (ayat 31). Bukan sembarang anak, Yesus akan
secara khusus disebut sebagai Anak Allah, karena Dia lahir oleh kuasa Roh
Kudus, kuasa Allah Yang Mahatinggi, bukan oleh hubungan Maria dengan seorang
laki-laki (ayat 35). Jadi sebutan Anak Allah sederhanya menunjukkan bahwa Yesus
adalah manusia (anak) yang berasal dari Allah sendiri.
Kesulitan menerima
sebutan ini tampaknya menunjukkan keraguan bahwa Allah sanggup melakukan segala
sesuatu. Secara akal sehat, tidak mungkin Allah yang besar dan tak terbatas
datang melalui tubuh manusia. Keraguan ini juga pernah menghinggapi Maria (ayat
34), tetapi disanggah oleh malaikat (ayat 37). Allah menggenapi janji-Nya bahwa
Mesias akan lahir dari keturunan Daud. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Menyebut Yesus sebagai Anak Allah adalah pengakuan
atas Allah Yang Mahakuasa dan menepati janji-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar