Pembacaan alkitab, lukas 19:1-10
Melihat hal itu, semua
orang mulai bersungut-
sungut, katanya, "Ia
menumpang di rumah
orang berdosa.
(LUKAS 19:7 TB 2)
Coba bayangkan kejadian ini. Suatu malam
kita melihat seorang pendeta sedang duduk bercengkerama dengan para pemuda di
pos ronda. Apa reaksi spontan kita? Kita merasa tidak nyaman karena berpendapat
bahwa pendeta tersebut tidak bisa menjaga wibawanya. Ataukah kita merasa senang
dan kagum karena ada seorang rohaniwan yang bersedia membaur dengan orang
kebanyakan?
Menarik
sekali untuk mencari tahu mengapa orang banyak bersungut-sungut terhadap
keputusan Tuhan Yesus yang akan menginap di rumah Zakheus (ayat 7). Pastilah
karena mereka tidak sepakat dengan keputusan tersebut. Hati mereka terusik
karena mereka tahu siapa itu Zakheus. Mereka berkeyakinan bahwa tidak
sepatutnya orang saleh bergaul rapat dengan orang yang mereka anggap kurang
baik hidupnya. Celakanya lagi mereka dengan cepat menganggap dirinya ada di
kubu orang saleh, sehingga mereka sangat terganggu. Di sinilah akar masalahnya.
Mereka memiliki cara pandang yang berseberangan dengan Tuhan Yesus. Ironisnya,
mereka berharap Tuhan Yesus-lah yang menyesuaikan diri dengan cara berpikir
mereka, dan bukan sebaliknya.
Apakah
kita sering merasa terganggu dengan apa yang Allah putuskan? Apakah kita sering
merasa tidak mengerti jalan pikiran dan tindakan Allah, lalu kita
bersungut-sungut? Kalau keyakinan kita banyak yang berseberangan dengan Allah,
kita akan banyak menemukan konflik dengan-Nya. Mari kita lihat ulang
keyakinan-keyakinan kita. Lalu bandingkan dengan isi hati Allah. Ketika ada
yang tidak sejalan dengan selera-Nya, kitalah yang perlu menyesuaikan diri
dengan-Nya. Bukan sebaliknya!
Ketika kita berbeda selera dengan Allah,
kita akan menghadapi banyak masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar