Pembacaan alkitab, yesaya 10:5-19
Adakah kapak
memegahkan diri
terhadap orang yang
memakainya, atau
gergaji membesarkan
diri terhadap orang yang
mempergunakannya?
(YESAYA 10:15)
Sepanjang sejarah, Tuhan memakai manusia
sebagai alat untuk menggenapi rencana-Nya. Tuhan dapat memakai siapa pun, baik
orang yang percaya maupun orang yang tidak percaya. Raja Asyur contohnya. Ia
“dipakai” Tuhan untuk mendidik umat Israel. Sang penguasa ini tengah ada di
puncak kejayaannya, meraih kemenangan demi kemenangan, termasuk merebut Israel
Utara dan mengangkut segenap penduduknya sebagai tawanan (lihat 2 Raja-raja
17:7-23).
Catatan
Alkitab memberitahu kita bahwa kemenangan Asyur bukanlah karena kehebatannya,
melainkan karena Tuhan berkenan memakai mereka untuk menghajar umat-Nya yang
murtad (ayat 6). Sayangnya, niat hati mereka jahat. Mereka justru membanggakan
dan menyombongkan kekuatannya (ayat 7-11). Yesaya mengibaratkan raja Asyur
seperti kapak, gergaji, gada, dan tongkat (ayat 15). Benda-benda yang tidak
bernyawa dan hanya dapat berguna apabila ada yang menggerakkannya. Ironisnya,
benda-benda mati itu sombong, menyangka mereka sendirilah yang hebat. Tuhan
murka terhadap kesombongan Asyur. Ketika genap masanya Tuhan memulihkan Israel,
segala kemegahan Asyur akan dibinasakan (ayat 12, 16-19).
Apakah
kita menyadari bahwa diri kita juga merupakan alat di tangan Tuhan-benda-benda
mati tak berdaya sampai Tuhan berkenan menggunakannya bagi tujuan-tujuan-Nya
yang mulia? Mari membangun sikap hati yang benar sebagai “benda-benda mati”
yang tak semestinya sombong. Ketika diberi kesempatan melayani, kita
mengerjakannya dengan segenap hati. Ketika dikaruniai keberhasilan, kita
bersyukur dan menghormati Tuhan yang lelah berkenan memakai kita.
Tuhan, tiap kesempatan dan keberhasilan adalah karya-Mu.
Jagai hatiku agar selalu kagum hanya pada-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar